Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah menyebabkan hampir seluruh sektor usaha tertekan. Saat ini, sektor-sektor usaha di dunia, termasuk Indonesia sedang berusaha bangkit kembali walau pandemi belum usai. Konsultan Properti Colliers International Indonesia (CII) memprediksi sektor pertama akan bangkit duluan adalah sektor industri.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menjelaskan, sektor industri menjadi yang pertama bangkit karena melihat maraknya pembangunan kawasan industri saat ini.

Pemerintah juga sedang berupaya membangun daerah industri baru. Salah satunya, di sekitar kawasan Pelabuhan Patimban yang dinilai bisa sebagai potensi bangkitnya kawasan industri.

"Kalau kita lihat, pasar kawasan industri akan menjadi sektor yang bangkit pertama (tahun 2021), karena potensinya yang besar, berhubungan dengan distribusi barang-barang, produksi barang. Subang akan menjadi kawasan industri baru dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban. Terlebih saat ini ekonomi membaik," ujarnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 6 Januari.

Adapun jenis industri yang menopang pertumbuhan sektor ini masih berhubungan dengan Teknologi Informasi (IT) seperti data centre (pusat data) karena akan terus berekspansi. Selain data centre, e-commerce juga akan menopang kawasan industri, sebab membutuhkan gudang dan menjadi pusat distribusi.

Menariknya, industri otomotif berbasis teknologi seperti electric vehicle juga akan makin berkembang. "Yang konsisten dan tidak terpengaruh pandemi COVID-19 adalah industri makanan karena merupakan kebutuhan pokok yang terus diperlukan, consumer goods, kimia, dan kesehatan juga menopang industri lainnya," tuturnya.

Menurut rekapitulasi data Colliers International Indonesia pada tahun 2020, industri otomotif mendominasi kawasan industri sebesar 34 persen. Kemudian, disusul industri makanan sebanyak 22 persen, pusat data 11 persen, minyak dan gas sebanyak 6 persen.

Selanjutnya, industri kimia, pergudangan atau logistik, dan lainnya masing-masing sebanyak 4 persen. Lalu, industri tekstil, material gedung, elektronik, plastik sebanyak 2 persen dan terbuncit adalah medis hanya menyumbang sebesar 1 persen.

Dari total lahan kawasan industri yang terserap sepanjang 2020 lalu, Greenland International Industrial Center (GIIC) mendominasi penjualan sebesar 60 persen.

Selama pandemi COVID-19, aktivitas di sektor industri sangat minim. Harga penawaran lahan industri secara umum terkoreksi 4,1 persen, meskipun masih ada pembukaan lahan baru selama 2020 dengan total 153 hektare (ha).

Selain itu, yang diprediksi akan bangkit paling cepat selanjutnya adalah sektor landed house atau rumah tapak. Berbeda dengan properti di sektor perkantoran yang dinilai akan lebih lama pulihnya.

"Walaupun kita enggak cover di sini tapi ada kecenderungan bahwa landed house akan jadi sektor yang hot, yang cukup bergairah karena ini berkenaan dengan kebutuhan pokok dari banyak orang. Kalau komersial seperti office, itu memang masih butuh waktu karena dia sifatnya berkenaan dengan korporasi," katanya.

Sektor landed house dinilai akan cepat pulih karena saat ini semakin mudahnya fasilitas untuk pembelian rumah yang ditawarkan seperti Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Ferry berujar, pulihnya sektor ini dinilai hanya tinggal menunggu kepastian dari pemulihan ekonomi ke depan.