Bagikan:

TANJUNG SELOR - Pemprov Kalimantan Utara melirik perdagangan emisi karbon (carbon trade) sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di masa depan.

“Kami tertarik untuk memulai perdagangan emisi karbon atau carbon trade,” ujar Gubernur Kalimantan Utara, Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, dilansir ANTARA, Jumat, 10 Februari.

Dia mengatakan potensi perdagangan karbon Kalimantan Utara cukup banyak dengan anugerah alam hutan tropis dan hutan primer. Salah satunya adalah Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM).

Taman ini ditetapkan sebagai Cagar Alam oleh Menteri Pertanian Indonesia pada tahun 1980. Pada tahun 1996, diubah menjadi Taman Nasional dengan tujuan agar kepentingan masyarakat lokal dapat diakomodasi. Nama Kayan Mentarang berawal dari dua nama sungai yang ada di kawasan tersebut yaitu, Kayan dan Mentarang.

Taman Nasional ini memiliki kawasan hutan terbesar dan terluas yang masih tersisa di Pulau Borneo. Dengan luas lahan sekitar 1,35 juta hektar telah membentang di Kalimantan Utara.

Kawasan ini terletak pada ketinggian antara 200-2.500 meter di atas permukaan laut yang mencakup lembah-lembah dataran rendah, dataran tinggi pegunungan, serta pegunungan terjal.

Hutan Kayan Mentarang memiliki 500 jenis anggrek dan 25 jenis rotan. Juga telah ditemukan 277 jenis burung, 19 endemik dan 12 jenis burung yang hampir punah. Yang paling digemari pengunjung adalah melihat 7 jenis Enggang, Kuau Raja, Sempidan Kalimantan dan jenis-jenis Raja Udang.

Di Hutan ini, juga ditemukan banteng, beruang madu, trenggiling, macan dahan, landak dan rusa sambar. Berbagai jenis satwa tersebut sudah dilindungi oleh petugas TNKM.

“Perdagangan karbon akan memberikan sumbangsih yang besar bagi pendapatan asli daerah (PAD) sesuai kapasitas kewenangan pemprov. Selain itu, sejauh ini anugerah besar dari Allah SWT ke Kalimantan Utara mampu membantu masyarakat dunia menghirup udara segar dan mengurai polusi,” tutur Zainal.

Zainal meminta instansi terkait membahas lebih lanjut perdagangan karbon ini dengan pemerintah pusat bersama kelompok profesional dan kompeten.

Gubernur bersama jajaran bahkan telah bertemu perusahaan penyedia solusi kecerdasan lingkungan dan pertumbuhan berkelanjutan global bernama Laconic Infrastructure Partners Inc di Tanjung Selor, Jumat (10/2/2023).

Perusahaan ini melakukan pengumpulan data, analitik, dan teknologi geospasial untuk membantu organisasi dan pemerintah membuat keputusan yang berwawasan lingkungan seputar masalah strategis ekologi, ekonomi, dan keamanan yang membantu meminimalkan dampak negatif terhadap bumi.

Di Indonesia, Laconic telah menandatangani kontrak sepuluh tahun senilai 357 juta USD dengan Perusda Bali, sebuah BUMD Bali, untuk menyediakan layanan Kecerdasan Lingkungan, Monetisasi Modal Alam, dan Ekokultur Regeneratif yang komprehensif di seluruh pulau Bali.