Pemerintah Minta Maskapai Beri Diskon Penerbangan ke Bali, Sulut dan Bintan
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menggelar rapat terkati masalah virus corona (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Penyebaran virus corona di berbagai negara ternyata membuat angka wisatawan di Indonesia menurun. Akibatnya, kini pemerintah memberikan diskon harga tiket penerbangan bagi mereka yang ingin berpergian ke wilayah Bali, Sulawesi Utara, dan Bintan.

Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko usai menggelar rapat masalah virus corona bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Sosial, BNPB, dan BIN serta lainnya. 

"Pemerintah mengambil langkah dari Kementerian Perhubungan, untuk penerbangan domestik memberikan diskon khusus untuk destinasi ke Bali, Sulut, dan Bintan. ... Karena tiga daerah wisata itu relatif ada penurunan," kata Moeldoko kepada wartawan di sela-sela rapat yang digelar di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Februari.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Perhubungan Adita Irawati mengatakan, diskon ini sudah dibicarakan dengan pihak maskapai penerbangan. Namun, besaran pemberian potongan harga tersebut akan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing maskapai.

"Kemenhub memberi instruksi nanti aplikasinya maskapai akan melakukan sendiri-sendiri," ungkap Adita sambil menambahkan Kemenhub berharap maskapai memberlakukan potongan harga ini selama satu bulan atau 30 hari.

Pemberian diskon ini dilakukan agar pariwisata terus bergerak walau ada pembatalan penerbangan dari dan menuju wilayah China. "Kita usahakan agar ini tetap menarik dengan berbagai macam paket dari maskapai," kata Aditia.

Sejumlah menteri rapat bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membahas masalah virus corona (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusbandio berpendapat, diskon ini tidak akan terlalu berpengaruh untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, khususnya yang berasal dari China. Sebab, masalah wabah corona yang menjadi alasan pelancong tak mau datang, tak bisa diprediksi secara pasti.

"Kecuali kita tahu tanggal berapa akan selesai wabah virus corona mungkin akan mempermudah kami memprediksi potential lossnya," ujar Wishnutama.

Apalagi, selama ini, wisatawan China yang datang ke Indonesia mencapai lebih dari dua juta pengunjung setiap tahunnya dengan total pengeluaran persatu kali datang mencapai 1.400 dolar AS.

"Artinya secara devisa (pemasukan) sebesar 2,8 juta dolar AS. Itu dampak langsung dari wisatawan Tiongkok. ... Jadi kalau kita bicara average per tahun kita, total potential lossnya bisa sekitar 4 juta dolar AS termasuk dari luar China," tegas dia.

Pemerintah menyatakan mereka yang memegang paspor warga negara atau mereka yang baru berpergian di daratan China dilarang memasuki kawasan Indonesia. Larangan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di Nusantara.

Tak hanya itu, pemerintah juga menghentikan kebijakan bebas visa dan visa on arrival bagi warga China. Hanya saja, belum diketahui sampai kapan kebijakan ini bakal berjalan.

Kemudian, sejumlah penerbangan langsung dari dan menuju China juga ditunda oleh pemerintah untuk sementara waktu akibat persebaran virus tersebut sejak Rabu, 5 Februari kemarin.