Bagikan:

JAKARTA - Komisi B DPRD DKI Jakarta menyoroti minimnya lahan park and ride di dekat Stasiun-Stasiun MRT yang menurutnya berdampak pada kurangnya minat masyarakat menggunakan MRT.

Menilik lebih dalam lokasi park and ride MRT, Tim VOI menyambangi lahan parkir MRT yang ada di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Februari.

Siang pukul 14.00 WIB, di lahan parkir pengguna MRT Lebak Bulus, terlihat ribuan motor dan ratusan mobil berjajar. Nampak portal atomatis sebagai pintu keluar masuk kendaraan yang di lengkapi kamera pengawas saat ingin mengambil tiket parkir. Terlihat juga 10 CCTV yang terpasang di area ini.

Kontur park and ride Lebak Bulus agak menurun ke bawah dengan jalan yang dilapisi paving block dan aspal.

Park and Ride MRT Lebak Bulus/ Foto: Jehan/ VOI

Ditemui di lokasi, salah satu penjaga parkiran bernama Darwis menjelaskan bila luas area park and ride Lebak Bulus, Jakarta Selatan mencapai 8.518 Meter persegi. Lahan ini katanya dapat menampung 1.200 unit motor. Sedangkan untuk kendaraan mobil diperkirakan mencapai 150 unit.

Kendati demikian, Darwis mengaku ada momen tertentu dimana lahan parkir ini terasa sempit lantaran banyaknya kendaraan yang masuk parkiran. Untuk mengakalinya agar bisa menampung, Darwis bersama rekannya merapihkan kendaraan lebih rapat.

“Sempit, biasa di hari Senin sama Selasa, biasanya suka penuh banget. Kita ngakalinnya dengan padet-padetin, atau lahan parkir mobil untuk sepeda motor,” ungkapnya.

Perihal adanya lahan kosong yang ditutupi dengan pagar di area tersebut, Darwis menjelaskan bahwa tempat itu bukan milik Dinas Perhubungan, melainkan milik PDAM DKI Jakarta.

“Itu bukan milik Dishub, tapi PDAM DKI Jakarta.” jelasnya.

Dengan luas lahan hampir 9 ribu meter, park and ride MRT Lebak Bulus memiliki pendapatan Rp3 juta per hari.

“Flat Rp2 ribu seharian penuh untuk motor. Mobil Rp5 ribu. Pendapatannya mencapai Rp3 juta. Di Sudirman, Ragunan, kayaknya lebih. Jadi tidak seperti di tempat ini,” ungkapnya.