Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengklaim harga beras di Jakarta akan turun signifikan saat bulan Ramadan, meskipun sempat ada kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir.

Rata-rata kebutuhan konsumsi beras di Jakarta per bulan di atas 80 ribu ton. Pamrihadi mengaku Food Station memang hanya memiliki stok beras di gudang miliknya sebanyak 6.419 ton.

Namun, Pamrihadi menjamin stok beras akan tetap aman. Sebab, ada stok lain yakni beras milik Perum Bulog sebanyak 40 ribu ton dan sisa stok di Pasar Induk Beras Cipinang juga masih berada di angka 15 ribu ton.

"Belum lagi yang dari kapal nanti akan masuk langsung dikirim ke Pasar Induk Beras Cipinang. Jadi, sampai Ramadan, stok beras masih lebih dari cukup," kata Pamrihadi di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu, 8 Februari.

Selain itu, Pamrihadi menyebut masa panen akan terjadi sebelum memasuki bulan Ramadan. Ia memproyeksikan, panen akan dimulai akhir bulan Februari. Hal inilah yang menurut Pamrihadi akan menekan kenaikan harga beras.

"Diproyeksikan panen raya di bulan maret pertengahan. Ini lebih cepat dari mulainya bulan Ramadan. Jadi, praktis sebelum Ramadan, stok akan kembali lagi dan harga akan turun drastis," ucap dia.

Pamrihadi mengungkapkan bahwa harga beras di Jakarta sudah relatif terkendali. Ia mencontohkan, beras medium IR64 di Jakarta seharaga Rp10.105 per kilogram.

Meskipun masih di angka harga eceran tertinggi, namun Pamrihadi menyebut harga beras Jakarta masih lebih rendah dibanding daerah lain.

"Ini sudah turun Rp200 dari dua minggu lalu sebesar Rp10.375. Kalau kita simak di beberapa daerah, malah harganya sudah di angka Rp12.000-Rp13.000. Jadi, praktis di Jakarta ini relatif terkendali karena suplai dari Bulog juga konsisten," jelas Pamrihadi.