JAKARTA - Distribusi minyak goreng dari produsen di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengalami keterlambatan sehingga pasokan ke sejumlah pasar berkurang.
"Kami membantah persediaan minyak goreng terjadi kelangkaan, tetapi pendistribusian mengalami keterlambatan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Dedi Setiawan, dikutip Antara, Minggu.
Persediaan minyak goreng baik jenis curah maupun kemasan di Kabupaten Lebak relatif aman dan harga relatif stabil. Namun, saat ini pasokan minyak goreng mengalami keterlambatan.
Karena itu, pihaknya meminta produsen minyak goreng mempercepat distribusi, sehingga permintaan konsumen terpenuhi.
"Kami sudah menyampaikan surat ke produsen minyak goreng yang kebanyakan dari luar daerah agar distribusi berjalan lancar," kata Dedi.
Menurut dia, saat in harga minyak goreng di pasaran relatif stabil. Jenis minyak curah dijual Rp14.500/ liter dan minyak kemasan Rp18.000.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pemantauan dan pengawasan minyak goreng di sejumlah pasar tradisional agar tidak terjadi penimbunan, terlebih menghadapi Ramadhan.
Bahkan, pihaknya bersama kepolisian setempat mendatangi agen minyak goreng, namun belum ditemukan oknum penimbunan.
"Kami tentu akan memproses secara hukum jika ditemukan penimbunan minyak goreng, karena tahun 2022 ditemukan penimbunan minyak goreng sebanyak 25 ton," katanya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Yadi, seorang agen minyak goreng di Pasar Rangkasbitung mengaku sejak sebulan terakhir distribusi minyak goreng dari produsen mengalami keterlambatan.
Namun, kata dia,beruntung tidak terjadi kelangkaan minyak goreng di pasaran.
Biasanya, sehari dipasok minyak goreng sebanyak 10 ton, namun kini bisa menjadi dua hari menerima distribusi dari produsen.
"Kami belum mengetahui penyebab keterlambatan pasokan minyak goreng dari produsen itu," kata Yadi.