Ini 4 Strategi Heru Budi Sapu Bersih Kemiskinan Ekstrem Jakarta
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono/FOTO: Humas Pemprov DKI

Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tengah menggalakkan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Ibu Kota. Terdapat 4 strategi Pemprov DKI Jakarta untuk menanggulangi kondisi warga miskin ekstrem dalam peningkatan kesejahteraannya.

Dalam akun Instagram Pemprov DKI Jakarta, strategi pertama yang dilakukan Heru adalah menginstruksikan jajaranya di tingkat wilayah seperti camat dan lurah untuk melakukan validasi data by name by address di lapangan.

Sebab, identifikasi data menjadi kunci Pemprov DKI melakukan intervensi perbaikan kondisi perekonomian masyarakat Jakarta. Belum lagi, banyak warga pendatang baru yang masuk Ibu Kota.

"Saya minta agar seluruh jajaran turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang akurat, sehingga dapat ditemukan akar masalahnya dan segera dilakukan intervensi yang tepat sasaran," ucap Budi, dilihat dalam akun dkijakarta pada Minggu, 5 Februari.

Setelah proses pencarian dan identifikasi, warga yang tercatat dalam kategori miskin eksrem ini akan diberikan penanganan atau intervensi dari Pemprov DKI agar kesejahteraannya bisa meningkat.

Intervensi mulai dilakukan pada strategi kedua, yakni memberikan layanan atau bantuan sosial untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga yang tidak mampu. Bantuan tersebut mencakup KJP Plus, KJMU, BPMS, KAJ, subsidi pangan, subsidi air bersih, dan sebagainya.

Strategi ketiga adalah peningkatkan keterampilan. "Meningkatkan produktivitas dan pendapata melalui pelatihan keterampilan kerja, bursa kerja, dan program kewirausahaan terpadu," tulisnya.

Strategi keempat yakni mengurangi kemiskinan berbasis kewilayahan melalui penataan kualitas permukiman, program Keluarga Berencana, serta pemberian makanan tambahan bagi lansia dan balita.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, masih ada sekitar 95 ribu warga miskin ekstrem di Jakarta per Maret 2022, dengan angka kemisikinan ekstrem sebesar 0,89 persen dari total 10,7 juta penduduk.

Perhitungan angka kemiskinan ekstrem oleh BPS DKI Jakarta dilihat dari pengeluaran per kapita per hari di bawah Rp11.633 atau secara akumulasi pengeluaran rumah tangga per kapita di bawah Rp350.000 per orang setiap bulannya.

Sementara, wilayah dengan angka kemiskinan ekstrem paling banyak berada di Jakarta Utara. ercatat, lebih dari 35 ribu atau 1,94 persen warga Jakarta Utara berada pada kategori miskin ekstrem.

Sementara, warga miskin ekstrem di Jakarta Barat sebanyak 11 ribu orang (0,42 persen), Jakarta Pusat 4 ribu orang (0,5 persen), Jakarta Timur 18 ribu orang (0,61 persen), Jakarta Selatan 25 ribu orang (1,12 persen), dan Kepulauan Seribu 390 orang (1,49 persen).

Upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Jakarta ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo yang menargetkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada tahun 2024.