Bagikan:

BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto berkomitmen mengedepankan dialog bersama unsur masyarakat terkait, termasuk pedagang soal rencana pembongkaran Plaza Bogor untuk direvitalisasi agar tidak merugikan pihak manapun.

Bima Arya mengatakan dirinya yang lahir di kota hujan ini pasti juga mengharapkan penataan kota yang membuat sejuk dan nyaman agar ke depan kawasan ini menjadi lebih baik.

Karena itu, Bima telah berdialog untuk mendengarkan aspirasi dari para pedagang di lantai 3 Plaza Bogor, Selasa (31/1).

"Makanya saya sampaikan, saya tidak akan lakukan apa pun sebelum dialog dengan pedagang," kata Bima Arya.

Bima menyampaikan dari semula sejuk dan nyaman, kini Kota Bogor seiring berjalannya waktu, muncul berbagai permasalahan, seperti macet, sampah dan sebagainya, yang kemudian itu menjadi persoalan yang harus diselesaikan bersama.

"Memang tidak mudah. Menjadi pemimpin itu ternyata tidak mudah menyenangkan semua orang. Harus berpikir jauh ke depan," katanya pula.

Bima Arya menegaskan setiap kebijakan tentu sudah melalui kajian yang matang. Seperti halnya saat munculnya kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) di Seputar Kebun Raya Bogor.

"Waktu kebun raya yang tadinya 2 arah jadi 1 arah, itu kajiannya satu tahun. Saya tanya, kaji terus, kesimpulannya harus 1 arah. Kalau tidak, suatu saat nanti akan rusak. Saat itu ketika kita memutuskan, yang demo banyak. Tapi hari ini kita lihat, kemacetan di Otista, Juanda jauh lebih berkurang. Karena dulu memang ada kajiannya," katanya.

Begitupun untuk Plaza Bogor yang timbul persoalan kemacetan, sampah dan sebagainya sehingga memang harus ada pengaturan ulang.

Bangunan Plaza Bogor ini dibangun tahun 1990, kemudian sekitar tahun 1994 dilakukan renovasi, dan saat ini juga sudah harus direvitalisasi setelah melalui berbagai macam kajian, memang pasar Bogor ini tidak lagi bisa konsepnya menjadi pasar basah.

"Satu, membahayakan karena memang sudah terlalu lama, harus direvitalisasi. Kedua, harus diatur ulang kembali konsepnya, direncanakan tidak ada lagi pasar basah di pusat kota, karena nanti akan bertumpuk semua di tengah kota," ujarnya.

Semula, menurut target, kata Bima lagi, penataan Plaza Bogor rencananya akan dilakukan pada 31 Januari 2023 dan mulai dibongkar pada Februari 2023.

Namun, setelah mendengar aspirasi pedagang, Bima Arya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor menerima aspirasi pedagang untuk melakukan penataan dan pembongkaran bangunan setelah Lebaran 2023.

"Oleh karena itu, saya berdiskusi dengan kapolres, forkopimda melakukan pembahasan. Saya merasa kami semua sama, agar tidak ada yang dirugikan. Saya paham pedagang ingin mendapatkan untung yang lebih saat Lebaran. Oleh karena itu kami menerima aspirasinya dan akan menunda pembongkarannya sampai Lebaran," katanya.

Bima Arya pun menyampaikan saat ini ada banyak pilihan lokasi relokasi untuk pedagang tinggal bagaimana dikomunikasikan kembali.

"Saya selalu berpesan kepada Pak Dirut (Perumda Pasar) jangan memberatkan, sesuaikan dengan kemampuan semuanya, diatur supaya enak," kata dia.