JAKARTA - Mirip dengan Adolf Hitler, pemimpin fasis Italia, Benito Mussolini tidak menjadi diktator rezim totaliter dalam semalam. Selama beberapa tahun, ia dan sekutunya bekerja dalam batas-batas konstitusi untuk memeroleh kekuasaan, mengikis lembaga-lembaga demokrasi, sampai saatnya tiba untuk menyingkirkan semuanya.
Momen itu kemudian datang saat Mussolini memberikan pidatonya pada 3 Januari 1925 tepat hari ini 96 tahun lalu. Seperti dinukil dari laman History, saat itu Mussolini menegaskan bahwa dirinya berhak atas kekuasaan tertinggi dan secara efektif telah menjadi diktator Italia.
Mussolini adalah seorang guru sekolah dan seorang sosialis terpandang, namun pasca Perang Dunia I ia menjadi seorang pemimpin dari gerakan fasis yang baru lahir. Seperti kebanyakan Eropa, Italia mengalami kekacauan sosial setelah perang.
Kelompok paramiliter dengan geng jalanan sering berselisih tentang visi mereka dan bersaing untuk tatanan politik baru. Salah satu reformis itu adalah orang kepercayaan dekat Mussolini. Ia membentuk kelompok paramiliter fasis, yang dikenal sebagai Blackshirts atau Squadristi.
Ketika Mussolini memimpin partai politik, mereka menemukan bahwa ketakutan pemerintah akan revolusi komunis memungkinkan mereka untuk beroperasi tanpa campur tangan negara. Dan pada 1921, karir Mussolini mulai menanjak. Saat itu ia terpilih menjadi anggota parlemen sebagai pemimpin Partai Fasis Nasional yang sedang berkembang.
Setelah Mussolini terpilih, para Blackshirts bersenjata berbaris di Roma menuntut raja melantik Mussolini sebagai Perdana Menteri. Keputusan Raja Victor Emmanuel III benar-benar mengubah jalannya sejarah Italia dan Eropa.
Sang raja mengabaikan permohonan Perdana Menteri Luigi Facta agar Raja Victor mendeklarasikan darurat militer atas ancaman Mussolini. Setelah itu Facta mundur dari jabatannya, dan Mussolini diundang ke Istana untuk membentuk pemerintahan baru.
Kemenangan Mussolini membuat kaum Fasis dan sekutunya mengacak-acak konstitusi demokrasi Italia. Ia diproklamirkan sebagai diktator selama setahun. Selain itu Mussolini juga semakin menggabungkan partai dan sayap paramiliternya dengan negara dan menjadikannya militer resmi.
Mussoloni juga melakukan program privatisasi dan membuat undang-undang anti serikat pekerja . Hal itu ia lakukan untuk meyakinkan para pengusaha dan bangsawan bahwa fasisme akan melindungi mereka dari sosialisme.
Jadi Diktator
Terlepas dari reformasi ini, banyak para Fasis merasa Mussolini bergerak terlalu lambat. Pada 1924, orang yang memiliki hubungan dengan Mussolini membunuh pemimpin sosialis Giacomo Matteotti. Hal itu menyebabkan sebagian besar oposisi parlemen memboikot badan legislatif Mussolini.
Kaum fasis merasa bahwa malapetaka akan tiba. Pada 31 Desember, mereka mengeluarkan ultimatum kepada Mussolini.
Tiga hari kemudian, Mussolini berpidato di depan parlemen, menyatakan: "Saya, dan saya sendiri, memikul tanggung jawab politik, moral, dan sejarah untuk semua yang telah terjadi." Pidato itu secara tidak langsung merujuk pada kasus pembunuhan Matteotti.
BACA JUGA:
Mussolini lantas menantang para jaksa penuntut dan lembaga demokrasi Italia lainnya, serta raja, untuk menantang otoritasnya. Dan tak ada satu orang pun yang melakukannya.
Oleh sebab itu, sejak 1925 dan seterusnya, Mussolini benar-benar menjadi diktator secara terbuka. Ia kemudian melebur negara dengan Partai Fasis.
Akhir Tragis Mussolini
Dua dekade kemudian masa pemerintahannya dipenuhi penindasan dan kebrutalan. Sampai puncaknya pada aliansi Mussolini dengan Nazi Jerman dan Perang Dunia Kedua.
Selama Perang Dunia Kedua, koalisi Nazi Jerman dengan rezim fasis pimpinan Mussolini dikenal dengan sebutan Kubu Axis, yang merajalela di Eropa hingga Afrika Utara. Namun, sejak menang perang di Afrika Utara, pasukan Sekutu pimpinan AS dan Inggris berhasil menggoyang Italia.
Di sisi lain, rezim fasis Mussolini juga mendapat perlawanan dari kaum partisan yang beraliran kiri. Mereka ingin mengadili Mussolini sebagai penjahat perang. Maka, tidak ada pilihan bagi Mussolini dan pengikutnya selain kabur dari Italia.
Namun upaya kabur Mussolini dan para pengikutnya gagal. Pejuang partisan menangkap dan langsung menembak mati mereka di tempat. Dengan truk, mayat Mussolini dan para pengikutnya dibawa ke Milan dan digantung terbalik untuk dipertontonkan ke masyarakat.