Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat dua provinsi mengalami lonjakan kasus demam berdarah dengue pada awal tahun 2023. Jumlah kasus dari dua wilayah itu mencapai sekitar 710 kasus.

"Hingga pekan keempat 2023, ada 710 kasus yang dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Imran Pambudi yang dikonfirmasi, Rabu 1 Februari, disitat Antara.

Dari jumlah kasus tersebut, terdapat enam kasus kematian, dengan indeks rasio 0,85/100.000 penduduk, dan Case Fatality Rate (CFR) 0,26 persen.

Ia mengatakan, jumlah kasus demam berdarah dengue tersebut dilaporkan dari 50 kabupaten/kota di sejumlah provinsi, di antaranya NTT dan DKI Jakarta.

Kasus terbanyak di awal tahun dilaporkan dari tiga daerah di NTT, di antaranya Kabupaten Sikka 95 kasus, Sumba Barat Daya 71 kasus, dan Manggarai Barat 55 kasus.

Sedangkan jumlah kasus di Provinsi DKI Jakarta dilaporkan dari Jakarta Selatan 44 kasus, dan Jakarta Barat 42 kasus.

"Terdapat penambahan kasus di pekan keempat 2023 sebanyak 306 kasus dan lima kematian," tuturnya.

Penambahan kasus berasal dari 28 kabupaten/kota dari Provinsi NTT dan DKI Jakarta.

Imran menambahkan, suspek demam berdarah dengue yang bersumber dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) secara kumulatif sampai pekan keempat sebanyak 16.647 suspek.

SKDR adalah suatu sistem yang dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial kejadian luar biasa atau wabah dari waktu ke waktu.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes RI juga melaporkan akumulasi kasus dengue sepanjang 2022 di Indonesia mencapai 142.294 kasus, sebanyak 1.227 di antaranya dilaporkan meninggal.

Terdapat lima kabupaten/kota dengan angka kasus dengue tertinggi pada 2022, yang seluruhnya berdomisili di Provinsi Jawa Barat.

Daerah tersebut di antaranya Kota Bandung mencapai 4.572 kasus, Kabupaten Bandung 3.222 kasus, Kota Bekasi 2.332 kasus, Kota Depok 2.102 kasus, dan Sumedang 2.086 kasus.

Imran mengatakan, upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengendalikan dengue di antaranya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk melalui metode 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas) yang menjadi saran kembang biak jentik nyamuk.

Selain itu, masyarakat juga bisa menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, hingga menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.