Bagikan:

MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para kepala desa di Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Kabupaten Kebumen melakukan verifikasi data kemiskinan ekstrem untuk percepatan penanganan kemiskinan.

Ganjar menyampaikan saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang melakukan program pendataan dan percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem.

Dia menyampaikan hal tersebut usai rapat koordinasi dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrem yang diikuti sejumlah kades dari Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Kebumen di Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

"Sekarang saya minta kades untuk mencari (data kemiskinan di wilayahnya), sebenarnya data kita sudah punya, maka berbasis data itu saya minta diverifikasi ulang umpama orang tua sudah sepuh sendirian di rumah (disabilitas) ternyata juga tidak mendapat jaminan sama sekali nanti Kartu Jateng Sejahtera muncul," katanya dilansir ANTARA, Selasa, 31 Januari.

Ganjar juga meminta kepada para kades agar pendataan warga miskin tersebut selesai dalam tiga hari ke depan untuk bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

Ganjar juga meluncurkan beras fortifikasi (beras khusus yang mengandung nilai gizi lebih) dengan menyerahkan bantuan beras fortifikasi kepada beberapa ibu hamil untuk mencegah stunting.

"Jadi satu sendok dari beras fortifikasi dicampur dengan satu kilogram beras yang biasa dikonsumsi untuk ibu-ibu hamil," katanya.

Sementara itu Bupati Magelang Zaenal Arifin dalam laporannya mengatakan untuk mempercepat penurunan kemiskinan, termasuk kemiskinan ekstrem, sejumlah upaya telah dan akan terus dilaksanakan oleh Pemkab Magelang, antara lain dengan meluncurkan Gerakan Pendampingan untuk Percepatan Penurunan Kemiskinan (Garda Pepak), dimana satu organisasi perangkat daerah mendampingi satu desa miskin.

Kemudian dengan membentuk kelembagaan Tim Penaggulangan Kemiskinan (TPK) sampai level desa/kelurahan, penyaluran bantuan modal usaha yang bersumber dari Baznas dengan mendasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE) dan program-program perlindungan sosial yang diprioritaskan bagi kepala keluarga yang ada di desil 1 data P3KE dan yang belum memperoleh bantuan sama sekali.

"Kami turut menghadirkan unsur OPD teknis, kecamatan dan desa yang menjadi lokus percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Magelang," katanya.

Terkait penanganan stunting, Zaenal menyampaikan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Magelang yaitu melalui program Gerbang Sulur Sewindu yang memiliki arti, Gerbang merupakan pintu atau sebagai komitmen pemerintah daerah dalam mengurangi angka stunting.

Sedangkan Sulur merupakan gerakan pemberian satu telur untuk satu anak. Salah satu tugasnya yaitu memastikan bahwa telur sampai pada anak atau tepat sasaran dan bukan dikonsumsi oleh orang tuanya atau keluarga lain.

"Kemudian Sewindu merupakan gerakan pembagian telur yang tidak hanya dilaksanakan untuk satu desa saja, tetapi dilakukan serentak di seluruh desa Kecamatan Windusari," katanya.