Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir dan longsor yang sempat terjadi di Kota Manado menyebabkan 420 rumah rusak berat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bencana yang terjadi pada Jumat 27 Januari juga berdampak 103 rumah lainnya rusak sedang dan 448 rusak ringan.

"Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum, masing-masing satu unit, antara lain pasar, pemakaman warga, gereja, masjid, kantor kelurahan dan tempat pacuan kuda," katanya dalam keterangan tertulis, Senin 30 Januari, disitat Antara.

Sedagkan tanah longsor di wilayah itu mengakibatkan 33 rumah rusak berat, 59 rusak sedang, dan 47 rusak ringan. Kerusakan fasilitas umum, berupa satu masjid dan ruas Jalan Adiura-Pandu terputus.

Setelah banjir dan tanah longsor Kota Manado, BNPB memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional tanggap darurat Rp500 juta dan bantuan logistik senilai Rp250 juta.

Bantuan logistik untuk penanganan para penyintas, antara lain selimut 2.000 lembar, terpal 1.000 lembar, tenda ukuran 3x4 meter 25 lembar, dan tenda ukuran 4x4 25 lembar.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menerima bantuan dana siap pakai Rp700 juta dan bantuan logistik senilai Rp300 juta. Bantuan logistik tersebut berupa selimut 3.000 lembar, matras 3.000 lembar, tenda ukuran 3x4 50 lembar dan tenda ukuran 4x4 50 lembar.

Peringatan dini cuaca pada hari ini dan Selasa 31 Januari, mengidentifikasi wilayah Sulawesi Utara masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Di Kota Manado, beberapa wilayah masih terpantau potensi hujan dengan intensitas ringan.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu siap siaga dalam mengantisipasi dan menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang," ujar Abdul.