Lakukan Kunjungan Kerja ke Aceh, Dirjen Migas Beberkan Dua Fokus Kegiatan Hulu Migas
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji melakukan kunjungan kerja ke Nanggroe Aceh Darussalam. (foto: dok. istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji melakukan kunjungan kerja ke Nanggroe Aceh Darussalam. Kunjungan kerja tersebut merupakan upaya Pemerintah memantau kinerja dan pencapaian target produksi dari Kontraktor Kerja Sama (KKKS) di wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera bagian Utara.

Tutuka Ariadji menuturkan, terdapat dua fokus kegiatan hulu migas di Nanggroe Aceh Darussalam. Pertama, mendorong agar Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan kontraktor agar terus melaksanakan kegiatan eksplorasi intensif untuk penemuan cadangan migas baru, di mana salah satunya akan dilaksanakan di WK B berupa pemboran 3 sumur (eksplorasi/appraisal) beserta akuisisi seismik 3D (potensi lapangan/struktur Rayeu dan Cunda).

“Kedua, agar produksi dari lapangan exsisting dapat dioptimalkan (optimasi sumur, fasilitas produksi) sehingga hasil produksi dimaksud dapat digunakan sebagai modal untuk melakukan eksplorasi lanjut di area potensi lainnya,” papar Tutuka yang dikutip VOI Sabtu 28 Januari.

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Perencanaan BPMA Muhammad Mulyawan menyampaikan permasalahan terkait dengan security supply gas di Aceh di mana wilayah Aceh hanya memiliki 3 wilayah kerja sebagai produsen gas. Apabila salah satu WK ini berhenti produksi karena unplanned shutdown atau hal lainnya, akan mengganggu supply gas untuk Aceh dan Sumbagut.

“Dengan situasi tersebut, sangat penting melakukan optimalisasi fasilitas produksinya dengan melakukan optimasi pengembangan lapangan seperti yang dilakukan oleh PT. Pema Global Energi. Apalagi wilayah kerja di Nanggroe Aceh Darussalam yang terbatas dengan mature field dan fasilitas yang sudah tua,” kata Mulyawan.

Asal tahu saja, BPMA mengelola dan mengawasi kegiatan WK Hulu Migas di Provinsi NAD, terdiri dari 4 WK Eksplorasi dan 4 WK Eksploitasi, di mana 3 WK Eksploitasi telah berstatus Produksi (WK B, WK Blok A Aceh, WK Pase).

Realisasi produksi minyak bumi dan kondensat selama 2022 di angka 2.217 BOPD atau mencapai 108 persen dengan target lifting di WP&B 2023 sebesar 1.891 BOPD.

Sementara, realisasi produksi dan lifting gas bumi selama 2022 sebesar 101,76 MMSCFD atau 106 pesen dari target dan 54,58 MMSCFD, di mana ditargetkan lifting di WP&B 2023 sebesar 49,70 MMSCFD.