SMRC Sebut Tingkat Kesukaan Publik ke Airlangga Jadi Modal Dongkrak Elektabilitas Golkar
Airlangga Hartarto. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti SMRC Saidiman Ahmad, menyebut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto diterima dengan baik oleh publik. Hal itu didapat dari hasil survei yang dihimpun lembaganya beberapa waktu lalu.

"Tingkat penerimaan publik pada Airlangga cukup baik, 70 persen dari kenal suka pada dia,” ujar Saidiman di Jakarta, Sabtu, 28 Januari.

Karena itu, menurutnya, Airlangga potensial menaikkan elektabilitasnya apabila Menko Perekonomian itu bisa dikenal lebih banyak oleh publik. Dalam artian, Airlangga bisa mendongkrak elektabilitasnya sekaligus elektabilitas partainya, Partai Golkar.

Berdasarkan survei SMRC, lanjut Saidiman, sampai Desember 2022, keterkenalan Airlangga masih sekitar 39 persen secara nasional. Padahal masih banyak potensi yang bisa dilakukan Airlangga bersama mesin partai.

Sebagai ketum partai terbesar kedua, kata dia, Airlangga dikenal masyarakat menengah dan bawah. Karena itu, menurut Saidiman, mesin partai harus bergerak di ranah-ranah itu.

Apalagi, Golkar mendapat amunisi baru di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan masuknya Ridwan Kamil dan Soekarwo atau Pakde Karwo. Maka masyarakat kelas tersebut seharusnya bisa digaet maksimal.

“Sebenarnya Golkar justru lebih banyak menarik pendukung dari menengah ke bawah. Partai ini secara tradisional lebih kuat di luar Jawa dan pedesaan,” jelas Saidiman.

Selain disukai, berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial (LPMM), jika pemilu dilakukan hari ini maka kans Airlangga Hartarto untuk menang sangat tinggi.

“Hasil survei pilihan publik yang terwakili oleh 2.078 responden terkait calon presiden harapan rakyat, jika pilpres digelar hari ini, maka nama Airlangga Hartanto dipilih sebanyak 25,8 persen," kata Koordinator LPMM Andrey Santoso, Sabtu, 28 Januari.

Alasannya berada di puncak adalah Airlangga dinilai punya peluang besar dipilih masyarakat atas kinerjanya yang telah bekerja untuk masyarakat.

"Terutama di bidang ekonomi selama pandemi COVID-19," pungkasnya.