Bagikan:

BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat penurunan jumlah pengangguran di daerahnya sebanyak 1,58 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra di Cibinong, Bogor, menjelaskan terjadi pengurangan jumlah pengangguran sebesar 32.439 orang di daerahnya, dari semula 12,22 persen atau 340.604 orang pada akhir 2021, kini menjadi 10,64 persen atau 308.165 orang.

"Angka pengangguran menurun dari sebesar 14,29 persen di tahun 2020 menjadi 12,22 persen di tahun 2021, lalu turun lagi menjadi 10,64 persen pada akhir tahun 2022," kata Suryanto, dikutip ANTARA, Rabu 26 Januari.

Pasalnya, sempat terjadi lonjakan angka pengangguran di Kabupaten Bogor mencapai 5,23 persen, dari 9,06 persen pada tahun 2019 menjadi 14,29 persen pada awal pandemi COVID 19 hingga tahun 2020.

Suryanto menambahkan, pertumbuhan ekonomi di daerahnya meningkat secara signifikan setelah terbebas dari gangguan pandemi COVID 19.

"Geliat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor menunjukkan peningkatan yang signifikan pascapandemi COVID 19 melanda," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor kini di angka 5,20 persen, setelah anjlok di angka minus 1,77 persen akibat pandemi tahun 2020 dan kembali naik di tahun 2021 menjadi 3,55 persen.

Kemudian, daya beli masyarakat Kabupaten Bogor juga mengalami peningkatan dua tahun terakhir. Pada 2020 sebesar Rp10,31 juta per tahun per orang, menjadi Rp10,41 juta per tahun per orang pada 2021, dan kembali meningkat menjadi Rp10,86 juta per tahun per orang.

Menurutnya, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat membuat tingkat kemiskinan di daerahnya mengalami penurunan, dari 8,13 persen pada tahun 2021 menjadi 7,73 persen pada akhir 2022.

"Bahkan di tahun 2022 (angka kemiskinan) Kabupaten Bogor berada di urutan ke-11 dari 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat," papar Suryanto.

Angka kemiskinan Kabupaten Bogor tersebut berada di bawah angka rata-rata kemiskinan Provinsi Jawa Barat yang tercatat sebesar 8,06 persen.