Demi Ketahanan Pangan, Ganjar Pranowo Segera Ubah Lahan Tidur di Jateng Jadi Produktif
Ganjar Pranowo (Foto via Pemprov Jateng)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jateng Ahmad Luthfi, Pangdam IV Diponegoro Widi Prasetijono dan Perum Perhutani menjalin kemitraan dengan penanaman jagung. Kegiatan ini demi diversifikasi lahan untuk mendukung ketahanan pangan daerah.

Penanaman jagung dilakukan pada lahan seluas 475 hektare di Petak 49 F, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Kegiatan yang diselenggarakan Satgas Pangan Jateng itu juga diikuti jajaran forkopimda serta ratusan petani jagung.

"Kita bisa memanfaatkan lahan punya Perhutani yang menurut saya bisa mempercepat komoditas yang ada. Kalau hari ini jagung, nanti di tempat lain kita sesuaikan dengan yang lain," ujar Ganjar di lokasi usai melakukan penanaman jagung.

Provinsi Jateng selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Banyak komdoitas pangan negara yang diproduksi Jateng, termasuk jagung. Untuk produksi jagung di Jateng, hingga bulan September 2022 mencapai 3.047.712 ton.

Demi memperkuat ketahanan pangan, Ganjar mengatakan lahan-lahan tidur yang selama ini kurang dari sisi kebermanfaatannya, harus didorong menjadi lahan subur dan produktif untuk memproduksi jagung dan tanaman jenis lainnya.

Tujuannya, lanjut Ganjar, selain memperbanyak lahan produktif untuk pangan, pemanfaatan lahan juga untuk meningkatkan perekonomian daerah. Terlebih, masyarakat pedesaan yang banyak mencari mata pencaharian sebagai petani.

Ganjar memaparkan, jika lahan-lahan di Jateng banyak yang produktif dan para petani bisa memanfaatkannya, maka tinggal pemerintah, perusahaan dan pihak off taker lainnya yang bekerja untuk membeli hasil pertanian daerah.

"Maka kalau hari ini kita bisa menanam dan perusahaan swasta siap jadi off taker, selanjutnya kita bisa memanage untuk kebutuhan yang sifatnya lokal, biasanya paling tinggi untuk pakan ternak," jelas Ganjar, Rabu 25 Januari.

Ganjar juga menyampaikan untuk tidak asal-asalan dalam melakukan penanaman. Lahan dengan tingkat kemiringan tinggi dan sudah ditanami pepohonan tidak boleh ditebang.

Sebab, pohon yang ditanami Perhutani sebelumnya itu berfungsi sebagai penahan longsor dan banjir jika terjadi hujan dengan tingkat intensitas tinggi.

"Sambil kita memperbaiki kondisi, umpama daerah dengan lahan kemiringan tinggi harus ditahan betul. Jadi pohon-pohon yang sudah ditebang, akarnya jangan dicabut karena itu cukup bisa menahan banjir sampai penanaman dari Perhutani berikutnya," ucap Ganjar.

Sebagai informasi, peringkat Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian tahun 2021, Jateng menjadi provinsi terbaik kedua nasional di bawah Bali dengan nilai IKP 83,72 atau berkategori Sangat Tahan.

Sebab, pohon yang ditanami Perhutani sebelumnya itu berfungsi sebagai penahan longsor dan banjir jika terjadi hujan dengan tingkat intensitas tinggi.

"Sambil kita memperbaiki kondisi, umpama daerah dengan lahan kemiringan tinggi harus ditahan betul. Jadi pohon-pohon yang sudah ditebang, akarnya jangan dicabut karena itu cukup bisa menahan banjir sampai penanaman dari Perhutani berikutnya," ucap Ganjar.

Sebagai informasi, peringkat Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian tahun 2021, Jateng menjadi provinsi terbaik kedua nasional di bawah Bali dengan nilai IKP 83,72 atau berkategori Sangat Tahan.