Bagikan:

DEMAK - Raut bahagia terpancar dari wajah Mifdatun, ibu hamil di Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Keinginan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bisa terpenuhi.

Momen itu terjadi saat Ganjar menyambangi Balai Desa Prampelan. Ia didampingi Bupati Demak Eisti’anah, dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Widwiono.

Kebetulan, Mifdatun sedang mengikuti sosialisasi dari BKKBN saat Ganjar datang. Dalam proses pengecekan, Mifdatun berbisik kepada petugas, keinginannya saat hamil adalah bertemu Ganjar.

"Pak, ini ibu hamilnya ternyata ngidam ketemu Pak Ganjar. Pengin foto bareng Pak,” ujar petugas yang langsung dituruti Ganjar.

Mifdatun pun tak bisa menutupi kegembiraan. Selain ngidamnya terpenuhi, ia juga berkesempatan foto bersama Ganjar, sekaligus berbincang dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

“Tadi lagi diukur lingkar tangannya, ternyata kurang 1 cm harusnya 23 cuma 22. Terus ada Pak Ganjar. Aslinya pengin (ketemu), alhamdulillah bisa kesampaian. Senang tadi disuruh jaga kehamilannya, sama makan yang banyak,” ujar Mifdatun.

Tak hanya pada Mifdatun, Ganjar juga menyampaikan hal yang sama kepada para ibu hamil. Pada kesempatan itu, Ganjar juga memberikan bantuan tiga kursi roda, kaki palsu, recreation kit untuk anak terdampak bencana, dan sembako untuk ibu hamil.

Ganjar juga mengimbau para ibu yang sudah memiliki lebih dari dua anak, untuk segera ber-KB. Dia mengapresiasi Kampung KB Desa Prampelan yang cukup aktif mengedukasi warga, khususnya para ibu hamil. Bahkan, edukasi juga diberikan kepada anak-anak hingga pelajar.

“Saya senang tadi ada anak-anak muda yang diedukasi agar tidak menikah dini. Ini in line dengan programnya BKKBN untuk mencegah pernikahan dini, mencegah stunting, dan anak-anak mendapatkan informasi yang cukup jelas,” kata Ganjar, Selasa 24 Januari.

Namun demikian, gubernur menegaskan, khususnya kepada kepala desa dan bidan, supaya aktif mendata ibu hamil. Apalagi, Kades Prampelan baru menjabat dua bulan, menurutnya tepat untuk mendata ulang.

“Saya minta pastikan datanya benar, nanti bidan termasuk para kader kesehatan akan bisa mendampingi terus menerus. Kalau 21 (ibu) itu tadi yang punya masalah, maka 21 (ibu) itulah yang menjadi perhatian utama,” tegas Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu juga mengapresiasi program yang telah dijalankan, dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang bermasalah.

“Cukup kreatif ya, makanan cukup bergizi, umpama dari potensi gizi lokal, seperti lele itu kan gampang. Jadi dimasak cukup enak, lalu diberikan kepada mereka,” ujarnya.

Ganjar mengatakan, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan upaya gotong royong. Selain kades, bidan dan kader kesehatan di desa, Ganjar meminta masyarakat terus diedukasi agar mereka juga bisa turut mengawasi.

“Karena kalau tetangga kita, mohon maaf ya, ada yang kurang gizi atau gizi buruk, kalau kemudian ada tiga atau lima orang terus kemudian masing-masing keluarga memberikan (makan) pagi tanggung jawab siapa, siang tanggung jawab siapa, tentu itu akan ringan sekali,” tuturnya.

Setidaknya sepekan ke depan, Ganjar akan berkeliling ke sejumlah daerah. Gubernur Jateng dua periode itu turun langsung memastikan pengentasan kemiskinan ekstrem berjalan beriringan, dengan pencegahan serta penurunan angka stunting.

“Minggu ini saya akan keliling untuk mendata itu. Itu paketnya sama sekaligus kemiskinan yang ekstrem sama kemiskinan yang nonekstrem itu, terus ibu hamil, stunting, itu kita paketkan,” katanya.

Ganjar mengatakan, target dari setiap kabupaten/ kota yang sudah ada akan dikumpulkan, untuk disesuaikan dengan target pusat.

“Yang targetnya sudah tinggi kami akan dorong, biarkan saja. Tapi yang masih rendah kami akan angkat, agar bisa menyesuaikan secara nasional, kita bisa selesai bareng-bareng,” jelas Ganjar.

Sementara itu berdasarkan paparan kades dan bidan, di Desa Prampelan saat ini total ada 38 ibu hamil. Dari angka itu, ibu hamil yang bermasalah sebanyak 21 orang.

Bupati Demak Eisti’anah mengatakan, penanganan stunting di Demak dilakukan secara bersama oleh OPD terkait. Ke depan, ia akan memaksimalkan seluruh kekuatan untuk mengeroyok tak hanya stunting, juga kemiskinan ekstrem.

“Di Kabupaten Demak tahun 2021 masih 25 persen stuntingnya, tapi dari data Dinas Kesehatan 2022 sebelas persen. Semoga ini data yang valid, karena di tahun 2024 sesuai instruksi Pak Presiden di bawah 14 persen,” kata bupati.