Di 2021, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Pilihan untuk Raup <i>Cuan</i>
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Belakangan ini saham menjadi salah satu instrumen investasi yang semakin populer dan mulai disukai oleh masyarakat. Hal ini karena semakin terbukanya kesadaran masyarakat bahwa menyimpan uang di tabungan saja tidak cukup. 

Tahun 2020 hanya tinggal menghitung hari. Tak lama lagi, kita akan segera memasuki tahun 2021.

Dan untuk menyambut 2021, sejumlah saham pilihan dapat dicermati investor untuk menyusun portofolionya, seiring dengan potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperkirakan bisa melanjutkan kenaikannya dari tahun ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dalam risetnya memproyeksikan untuk target IHSG hingga akhir 2021 berada di level 6.880, dengan potensi kenaikan 17 persen.

Alasanya, hal tersebut didukung dengan pemulihan pertumbuhan pendapatan dan preferensi investor untuk kelas aset ekuitas pasar berkembang di tengah terus melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada 2021.

"Skenario bull case untuk IHSG akhir 2021 adalah 7.150. Skenario bear case untuk IHSG akhir 2021 adalah 5.150," katanya seperti dikutip dari risetnya, Selasa, 29 Desember.

Menurut Hariyanto, sentimen lainnya adalah Indonesia mendapatkan keuntungan dari pemulihan harga komoditas China yang merupakan konsumen komoditas terbesar di dunia. Seperti diketahui, China adalah pusat manufaktur terpenting di seluruh dunia.

Hariyanto berujar, ekspansi PMI manufaktur China, pesanan produksi baru dan pesanan baru untuk ekspor diperkirakan bisa meningkatkan harga komoditas sebagai salah satu kebutuhan kegiatan manufaktur.

"Pemulihan harga komoditas seperti nikel dan CPO seharusnya berdampak positif bagi Indonesia," katanya.

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Selain itu, kata Hariyanto, melemahnya dolar AS juga akan memberikan dampak positif bagi pasar negara berkembang, terutama Indonesia. Ia memproyeksikan dolar AS kemungkinan akan terus melemah pada 2021 karena melebarnya current account deficit (CAD) dan defisit fiskal di negara tersebut.

Adapun pelemahan dolar AS tersebut cenderung berdampak positif pada harga komoditas karena memiliki korelasi negatif. Ekonomi Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan dari harga komoditas yang menguntungkan tersebut.

"IHSG cenderung membukukan kinerja positif selama dolar AS melemah," katanya.

Ia berujar, ketikdakpastian yang terjadi saat ini, diyakini berangsur-angsur akan memudar seiring dengan pengembangan vaksin COVID-19 dan pemilihan presiden AS yang lebih jelas.

Hariyanto menilai, saham-saham yang berpotensi menghasilkan cuan untuk 2021 adalah sektor bank, pertambangan nikel, perkebunan dan pertambangan batu bara.

Untuk pilihan saham emiten, dia lebih merekomendasikan saham bank, unggas dan komoditas seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP),dan PT United Tractor Tbk (UNTR).

"Kami meningkatkan eksposur kami ke bank yakni BBNI, komoditas terutama pertambangan batu bara dan emas yakni UNTR, unggas JPFA," jelasnya.

Rekomendasi Anugerah Mega Investasma

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee memproyeksikan likuiditas global masih dalam tren peningkatan pada 2021. Hal itu berpeluang terjadi seiring dengan stimulus baik moneter maupun fiskal yang digelontorkan pemerintah.

Seperti diketahui, pada tahun depan pemerintah masih memberikan dukungan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, setelah terdampak pandemi COVID-19.

Hans Kwee berujar, kebijakan moneter yang longgar akan membuat suku bunga acuan rendah. Sehingga dapat menguntungkan sektor properti seperti PT Bumi Serpong Damai (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Kawasan Summarecon Bekasi. (Foto: Dok. Summarecon)

Lebih lanjut, ia menjelaskan proses pemulihan ekonomi tentu juga akan menjadi katalis positif terhadap sektor keuangan. Dia menilai, dalam pemulihan ekonomi sektor keuangan akan sembuh terlebih dahulu ketimbang dengan sektor lain.

Hans Kwee menilai saham-saham yang menarik untuk dijadikan investasi pada 2021 adalah dari sektor perbankan.

"Saya kira yang menarik dari sektor perbankan seperti BMRI, BBRI, BBNI," katanya.

Faktor Menuju 6.500

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan untuk mendukung penguatan IHSG ke level 6.500 pada tahun depan, ada berbagai macam faktor pendorong yang perlu dicermati.

Menurut Suria, sentimen utama disebabkan oleh harapan efektivitas vaksin COVID-19 dan pengaruh kebijakan Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden. Di samping itu, kebijakan penciptaan lapangan kerja akan mendorong investasi sehingga turut memacu IHSG.

Tak hanya itu, Suria mengatakan prospek perekonomian global juga diharapkan bisa berangsur membaik. Hal itu juga didorong oleh kebijakan suku bunga rendah sehingga animo investor mencari imbal hasil lebih tinggi akan terpacu ke pasar saham.

Gedung BCA. (Angga Nugraha/VOI)

Suria mengatakan penguatan indeks selama beberapa waktu terakhir memang didorong oleh transaksi investor dalam negeri.

Samuel Asset Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi terus menguat pada 2021 yakni pertambangan seperti PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).

Selanjutnya, saham badan usaha milik negara (BUMN) perbankan seperti BMRI, BBNI, BBRI, dan saham grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).