JAKARTA - Misteri penyebab tewasnya Akseyna Ahad Dori masih belum terpecahkan. Hampir lima tahun sudah polisi melakukan penyelidikan, namun tak kunjung menemukan titik terang.
Kasus Akseyna pun sempat terkubur cukup lama. Hingga akhirnya, belum lama ini, polisi kembali melakukan penyelidikan dengan menggelar olah tempat kejadian perkara ulang.
Kabag Penum DivHumas Polri Kombes Asep Adi Saputra mengatakan, selama perkara itu bergulir, sekitar 28 saksi sudah digali keteranganya. Beberapa bukti pun sudah dikumpulkan guna mencari fakta atas perkara yang menjadikan mahasiswa Srata Satu Univeritas Indonesia (UI) itu sebagai korban.
"Kemudian TKP pun sudah diolah kembali oleh Kapolres Kombes Azis Andriansyah," ucap Asep di Jakarta, Senin, 4 Februari.
Meski demikian, tak ada penjelasan soal hasil penyelidikan ulang tersebut. Tanda tanya besar masih menggantung. Terutama soal apakah Akseyna memang sengaja menceburkan diri ke Danau Kenanga atau ada kemungkinan lain di baliknya.
Hanya saja, Asep sempat mengatakan, penyidik terus bekerja dengan mendalami bukti-bukti yang ada. Berharap, ada petunjuk baru yang dapat mengungkap penyebab kematian Akseyna. "Penyidik masih lakukan upaya penyelidikan," singkat Asep.
Perkara Akseyna bermula sekitar 26 Maret 2015. Saat itu, remaja itu ditemukan tak bernyawa dengan mengenakan tas ransel berisi batu. Berdasarkan penyelidikan awal, diduga motif kasus itu adalah bunuh diri.
Akseyna disebut nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi. Dugaan itu muncul setelah penyidik menemukan sepucuk surat dari kamar kosnya yang berisi tentang permintaan untuk tak mencari keberadaannya dan permohonan maaf atas segala kesalahannya.
Runtuhnya motif bunuh diri
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dugaan motif bunuh diri seolah runtuh. Penyelidikan yang dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menemukan fakta baru.
Sepatu yang dipakai Akseyna saat ditemukan tak bernyawa disebut mengalami kerusakan di bagian belakang. Sehingga, Direktur Ditreskrimum yang saat itu dijabat Kombes Khrisna Murti menduga remaja itu korban pembunuhan dengan modus menenggelamkan.
"Ada sepatu korban saat ia (Akseyna) ditemukan. Bagian ujung belakang sepatunya robek dua-duanya, kiri dan kanan. Kemungkinan analisa kami korban diseret masuk ke dalam danau," kata Krishna di Polda Metro Jaya, Kamis 4 Juni 2015.
Dari hasil penyelidikan juga ditemukan luka lebam di wajah Akseyna. Sehingga, semakin memperkuat jika motif bunuh diri bukanlah penyebab kematian Akseyna. Melainkan, ada sosok pelaku melakukan tindak pidana pembunuhan.
"Ada luka yaitu bibir lebam, telinga dan kepala juga lebam yang mengindikasikan terjadi penganiayaan sebelum pembunuhan terjadi," kata Khrisna.