Bagikan:

MUKOMUKO - Sebanyak 1.288 orang warga yang tersebar di 15 kecamatan wilayah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, diduga atau "suspect" terserang malaria selama tahun 2022. Hal ini berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

"Tahun 2022 sebanyak 1.288 orang warga yang diduga terserang malaria, tetapi tidak ada warga yang dinyatakan positif malaria berdasarkan hasil tes cepat atau rapid test dan uji laboratorium," kata Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, seperti dinukil dari Antara, Sabtu, 7 Januari.

Ia mengatakan, jumlah warga setempat yang diduga terserang penyakit malaria tahun 2022 menurun dibandingkan tahun 2021 sebanyak 1.439 orang.

Menurutnya, jumlah warga yang terserang penyakit malaria tahun 2022 menurun karena Kabupaten Mukomuko salah satu daerah di Indonesia yang dinyatakan bebas malaria.

Ia menyebutkan, dari sebanyak 1.288 orang warga yang diduga terserang malaria tahun 2022, paling banyak di wilayah Bantal, Kecamatan Teramang Jaya.

Untuk itu, katanya, kegiatan pencegahan penyakit malaria tahun ini fokus di wilayah Bantal dengan melakukan survei migrasi dan survei jentik agar secepat mungkin diketahui lokasi khusus perindukan nyamuk.

Pihaknya juga meminta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna mencegah penyakit malaria di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

"Kami minta warga melakukan PSN meskipun tidak ada warga yang positif malaria sejak beberapa bulan terakhir ini," katanya.

Dinkes mengimbau camat, lurah, kepala desa, hingga RT dan seluruh masyarakat untuk melakukan pencegahan penularan penyebaran penyakit ini.

Ia menyebutkan gejala klinis penyakit malaria, yakni demam menggigil, lidah putih kotor mirip gejala tipes.

Banyak warga yang hanya suspect tetapi tidak positif malaria karena orang ini tidak bisa diagnosa terkena malaria karena dia harus diperiksa parasit malaria. Itu tidak hanya sekali diperiksa positif malaria tetapi berkali-kali, demikian Bustam Bustomo.