Penemuan Malaria Pertama yang Diperingati Hari Nyamuk Sedunia dalam Sejarah Hari Ini, 20 Agustus 1897
Nyamuk Anopheles (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Setiap 20 Agustus kita memperingati Hari Nyamuk Sedunia. Sebab pada hari ini, lebih dari seabad lalu atau pada 1897, Dokter Inggris Sir Ronald Ross berhasil mengungkapkan bahwa nyamuk Anopheles betina jadi biang kerok penyakit malaria. Selain itu, nyamuk juga dapat menularkan Zika, demam berdarah, virus West Nile, chikungunya, demam kuning, filariasis dan banyak penyakit lainnya.

Mengutip laman resmi Nobel Prize, pada 1892 Ronald Ross mulai melakukan penelitian tentang malaria untuk mengetahui keberadaan parasit penyebab malaria sesungguhnya. Sekembalinya ke India pada 1895, Ross memulai pencariannya untuk membuktikan hipotesis Alphonse Laveran dan Manson terkait nyamuk yang menyebabkan malaria.

Namun kemajuannya terhambat oleh Layanan Medis India, yang memerintahkannya dari Madras ke lingkungan bebas malaria di Rajputana. Ross mengancam akan mengundurkan diri saat itu karena harus dipindahkan. Namun Pemerintah India kemudian menempatkan Ross pada tugas khusus selama satu tahun untuk menyelidiki malaria. 

Pada 20 Agustus 1897 saat berada di Secunderabad, Ross melakukan penelitian seperti hari-hari biasanya. Namun hari itu, adalah hari yang mengubah sejarah. Ia membedah jaringan perut nyamuk anopheles yang sebelumnya mengisap pasien malaria. Ross menemukan parasit malaria dan kemudian membuktikan peran nyamuk Anopheles dalam penyebaran parasit malaria pada manusia.

Kumpulan nyamuk (Sumber: Wikimedia Commons)

Setelahnya, ia melanjutkan penelitian terkait malaria di India menggunakan model eksperimental yang lebih aman, yaitu burung. Pada Juli 1898, ia menemukan bahwa nyamuk juga dapat menjadi inang perantara untuk malaria pada burung. Setelah nyamuk mengisap burung yang terinfeksi malaria, ia menemukan bahwa parasit malaria berkembang di dalam nyamuk dan bermigrasi ke kelenjar ludah serangga, memungkinkan nyamuk menginfeksi burung lainnya.

Melalui berbagai penelitiannya, Ross melanjutkan kontribusi besarnya dalam bentuk penemuan penularan malaria lainnya. Ia juga meluangkan waktu dan energi untuk banyak kegiatan lainnya, menjadi penyair, penulis, dan pelukis. Khususnya, karya-karya puitisnya membuatnya mendapat pengakuan luas yang terlepas dari kedudukan medis dan matematikanya.

Berkat penemuannya, Ross menerima banyak penghargaan termasuk Penghargaan Nobel dan diberi kehormatan masyarakat terpelajar di sebagian besar negara Eropa dan banyak benua lainnya. Dia juga mendapat gelar kehormatan di Stockholm pada 1910 pada perayaan seratus tahun Institut Caroline. 

Kelincahan, ketekunan, serta kegigihan Ross mencari kebenaran menyebabkan gesekan dengan beberapa orang sesama rekan peneliti. Meski demikian, ia memiliki lingkaran pertemanan yang luas di Eropa, Asia dan Amerika yang menghormatinya karena kepribadiannya dan juga karena kejeniusannya.

Iklan untuk kuinina sebagai obat malaria pada 1927 (Sumber: Wikimedia Commons)

Malaria di Dunia 

Menurut penjelasan CDC, orang yang terserang malaria akan menderita demam tinggi, menggigil kedinginan, dan penyakit seperti flu. Empat jenis parasit malaria menginfeksi manusia: Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, dan P. malariae. Selain itu, P. knowlesi, sejenis malaria yang secara alami menginfeksi kera di Asia Tenggara, juga menginfeksi manusia sehingga menyebabkan malaria yang ditularkan dari hewan ke manusia. P. falciparum adalah jenis malaria yang paling menyebabkan infeksi paling parah dan jika tidak segera diobati, dapat menyebabkan kematian. Meskipun malaria dapat menjadi penyakit yang mematikan, penyakit dan kematian akibat malaria biasanya dapat dicegah.

Mengutip laporan WHO pada 2017, penularan malaria terjadi di lima wilayah WHO. Secara global, diperkirakan 3,4 miliar orang di 92 negara berisiko terinfeksi malaria dan penyakit berkembang lainnya. Sebanyak 1,1 miliar orang di dunia berisiko tinggi terkena malaria dalam setahun. Menurut World Malaria Report 2018, terdapat 219 juta kasus malaria secara global dan 435.000 kematian akibat malaria. Angka tersebut menunjukkan penurunan kasus malaria dan tingkat kematian sebesar 18 persen dari 28 persen pada 2010. Angka malaria tertinggi ada di Wilayah Afrika, di mana diperkirakan 93 persen dari semua kematian akibat malaria terjadi. Anak-anak berusia di bawah 5 tahun menyumbang 61 persen dari semua kematian.

Sementara di Indonesia, angka kasus Malaria memiliki tren menurun. Mengutip situs Kementerian Kesehatan, kasus malaria di Indonesia mengalami penurunan sejak 2010 sampai 2020. Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu. Penurunan kasus malaria juga diikuti dengan penurunan Annual Parasite Incidence (API) yang pada 2010 mencapai 1,96 dan 2020 mencapai 0,87.

Selain itu, jumlah wilayah di Indonesia yang berhasil melakukan eliminasi malaria juga bertambah. Pada 2019 kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria sebanyak 300, pada 2020 bertambah menjadi 318. Laporan tersebut juga menyampaikan terdapat tiga provinsi yang mencapai 100 persen eliminasi malaria, antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali. Sementara provinsi dengan wilayahnya yang belum mencapai eliminasi malaria yaitu Maluku, Papua, dan Papua Barat.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya