JAKARTA - Warga Amerika Serikat harus banyak bersabar di perayaan Natal tahun ini. Pasalnya, jutaan kado Natal mereka mungkin akan datang terlambat karena membludaknya jumlah pengiriman barang.
Pengiriman paket diprediksi bakal mencapai jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen: belanja daring. Di era internet ini saja pangsa pasar toko digital sudah banyak mendisrupsi toko konvensional, ditambah lagi semakin terbatasnya ruang gerak saat ini karena pandemi COVID-19, orang-orang semakin tak punya pilihan selain belanja daring.
"Kami benar-benar sibuk. Ini tak tertahankan," keluh Manny Huenchunir, seorang sopir truk layanan pos yang sedang membongkar dan memuat peti paket di kantornya, Boston, AS, Selasa malam. Pusat pemrosesan utama Boston kata Huenchunir kewalahan.
"Gudang itu penuh sesak," ujar Huenchunir dikutip NPR. "Kotak-kotak dari dinding ke dinding dan truk menunggu untuk masuk ke dermaga selama tiga jam, menunggu dalam antrean hanya untuk menurunkan muatan."
Sementara itu Debbie Aspell, pekerja pos yang lain merasakan hal yang sama dengan Huenchunir. Aspell telah bekerja 11 jam sehari selama enam hari dalam seminggu, hampir sepanjang bulan. "Kami telah dibom. Sudah gila," ujarnya.
Aspell sendiri menjadi bagian dari arus gelombang paket tersebut. Aspell mengirim hadiah Natal untuk keluarganya sendiri termasuk piaya yang dikirim untuk putranya di Texas.
"Saya mengirimnya melalui pos kilat, saya terus melacaknya, dan kabarnya masih di Boston," kata Aspell. Putranya memang sudah berusia 36 tahun, tapi Aspell bilang "Tidak peduli berapa usia anak-anak, Anda tetap tidak ingin melihat mereka bangun pagi hari Natal tanpa hadiah."
Telat tiga minggu
Rekan Aspell, Elizabeth Pruitt juga merasakan hal yang sama. Ia khawatir pohon Natal yang sudah ia hias sedemikian rupa tapi di bawahnya masih tak ada hadiah apa pun.
Pruitt bukan belum usaha, dia sudah memesan hadiah untuk keluarganya dalam jumlah besar pada November. Namun ketika melihat resi pengiriman, dirinya mendapat informasi barang-barangnya akan datang terlambat tiga minggu. Ketika ia melacaknya secara daring, ia mendapat pesan yang menyatakan bahwa ada banyak paket yang menumpuk.
BACA JUGA:
Pruitt tak mendapat informasi lebih sampai sejauh ini. "Di mana barang itu, aku tidak tahu," keluhnya.
Seperti dicatat Save the Post Office, tingkat pengiriman tepat waktu layanan pos untuk kelas satu merosot menjadi sekitar 75 persen dari 95 persen pada musim lalu. Data tersebut diambil pada awal Desember lalu.