Bagikan:

JAKARTA - Tahun 2022 adalah yang paling mematikan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 2006 dengan lebih dari 220 warga Palestina, termasuk nama-nama terkenal seperti jurnalis terkemuka Shireen Abu Akleh, yang dibunuh oleh pasukan Israel.

Berpidato dalam rapat Kabinet di Kota Ramallah, Tepi Barat, Selasa, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh mengatakan hampir 832 bangunan milik warga Palestina juga telah dihancurkan oleh Israel tahun ini.

Dia menggambarkan tahun 2022 sebagai "penuh rasa sakit" bagi warga Palestina "di mana lebih dari 220 warga Palestina dibunuh oleh tentara Israel, lebih dari 9.000 terluka, 6.500 ditahan, 832 bangunan dihancurkan, dan 13.000 pohon zaitun tumbang," melansir Daily Sabah 2 Januari.

PM Shtayyeh mengatakan, pemerintahnya telah berhasil mencapai tingkat pertumbuhan 3,6 persen.

Menurut perdana menteri, tingkat pengangguran di Tepi Barat yang diduduki turun dari 19 persen menjadi 12,6 persen, angka di Jalur Gaza yang diblokade tetap 46 persen.

PM Shtayyeh menyuarakan harapan aliran bantuan dan sumbangan internasional, terutama dari negara-negara Arab, akan pulih kembali pada 2023.

Dikatakan, Otoritas Palestina tidak dapat membayar lebih dari 80 persen gaji pegawai sektor publik selama setahun terakhir, karena pemotongan Israel dari pendapatan pajak Palestina.

konflik israel palestina
Ilustrasi konflik Israel Palestina (Wikimedia Commons/KafrAdDeek)

Pendapatan pajak – yang dikenal di Palestina dan Israel sebagai maqasa – dikumpulkan oleh pemerintah Israel atas nama Otoritas Palestina atas impor dan ekspor Palestina. Sebagai imbalannya, Israel mendapatkan komisi sebesar 3 persen dari pendapatan yang terkumpul.

Pendapatan yang dikumpulkan diperkirakan sekitar 30-33 juta dolar AS setiap bulan, mewakili sumber pendapatan utama Otoritas Palestina.

Terpisah, sebanyak 950 rumah dan fasilitas dihancurkan dan lebih dari 2.8021 hektar tanah Palestina disita oleh pasukan Israel pada tahun 2022, sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) kemudian mengonfirmasi minggu lalu.

The Land Research Center, yang beroperasi di Palestina, mengeluarkan laporan tentang "Pelanggaran Israel Terhadap Tanah Palestina dan Hak Perumahan untuk tahun 2022" mengatakan, pasukan Israel juga membakar, merusak, atau menyerang, 18.900 pohon, kebanyakan pohon zaitun yang berbuah.

Sementara itu, 66 penampungan air, serta 916 hektar tanah dan padang rumput yang direhabilitasi hancur atau rusak, catatnya.

Diketahui, Pemerintah Israel mengumumkan 114 rencana pemukiman baru tahun ini, sementara 2.220 unit perumahan dibangun untuk 815.400 pemukim ilegal Yahudi yang tinggal di tanah Palestina, menurut laporan tersebut.

Pekan lalu, Otoritas Palestina (PA) mengecam rencana pemerintah Israel yang akan datang untuk mempercepat pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintahnya akan mempromosikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan Suriah.

Perkiraan Israel dan Palestina menunjukkan sekitar 650.000 pemukim tinggal di 164 permukiman dan 116 pos terdepan di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem yang diduduki. Di bawah hukum internasional, semua permukiman Yahudi di wilayah pendudukan dianggap ilegal.