JAKARTA - Israel akan mengizinkan wanita, anak-anak dan pria berusia di atas 50 tahun dari Tepi Barat untuk salat di Masjid Al Aqsa pada hari Jumat, dalam upaya nyata untuk membantu meredakan ketegangan selama Ramadan.
Pemerintah Israel mengatakan, mereka dapat lebih melonggarkan pembatasan jika keadaan tetap tenang.
Penggunaan insentif di sekitar masjid, yang berada di kompleks puncak bukit, muncul sekitar setahun setelah gejolak yang menyebabkan perang Israel-Gaza selama 11 hari pada Bulan Mei 2021 lalu.
Tahun ini, Pemerintah Israel dalam siaga tinggi setelah tiga serangan oleh warga Palestina di Israel dalam beberapa pekan terakhir, beberapa diklaim oleh ISIS, menewaskan 11 warga Israel.
Serangan itu menimbulkan pertanyaan tentang apakah aturan baru akan dibatalkan. Tetapi, Pemerintah koalisi Israel telah berusaha untuk menghindari terulangnya kekerasan tahun lalu dengan insentif.
"Seiring dengan langkah-langkah sipil yang kami ambil mulai minggu ini menuju Ramadan, yang akan kami kembangkan jika ada stabilitas keamanan," kata Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, melansir The National News 7 April
"Kami akan terus melakukan apa pun untuk memberikan kehidupan normal kepada orang-orang, serta untuk melindungi warga Israel dari terorisme," sambungnya.
Polisi Israel dalam siaga tinggi setelah tiga serangan mematikan oleh warga Palestina di Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Sebuah serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki pekan lalu untuk mencari kaki tangan seorang pria bersenjata memicu baku tembak di mana dua warga Palestina tewas dan 15 terluka.
Pada Hari Sabtu, polisi Israel mengatakan petugasnya menewaskan tiga gerilyawan Palestina yang terlibat dalam serangan baru-baru ini, terhadap pasukan Israel dan sedang merencanakan serangan lainnya.
Di bawah aturan baru, wanita Palestina dari Tepi Barat yang diduduki akan diizinkan memasuki Israel tanpa izin untuk salat Jumat di Masjid Al Aqsa.
Pria dan anak laki-laki Palestina yang berusia lebih dari 50 tahun dan lebih muda dari 12 tahun akan diizinkan masuk untuk salat tanpa izin. Dan, pria berusia antara 40 - 49 tahun dengan izin juga akan diizinkan masuk.
Ribuan warga Palestina dengan kerabat dekat di Israel juga akan diberikan izin untuk mengunjungi mereka antara Minggu dan Kamis, kata kantor penghubung pemerintah Palestina.
Aturan akan berlaku untuk minggu depan, dengan pejabat keamanan akan bertemu lagi untuk mempertimbangkan memperluas kebijakan tersebut lebih lanjut.
BACA JUGA:
Diketahui, Israel mengumumkan aturan tersebut beberapa jam setelah polisi menangkap delapan warga Palestina, Terkait dugaan pelemparan batu dan benda lain terhadap petugas di luar Gerbang Damaskus ke Kota Tua Yerusalem.
Tahun lalu, bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di dalam dan sekitar Kota Tua menjadi salah satu pemicu perang Gaza.
Israel merebut Yerusalem Timur, bersama dengan tempat-tempat sucinya bagi tiga agama Ibrahim, dalam perang Arab-Israel 1967, kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Adapun Palestina mencari Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan yang akan mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sementara, Israel menganggap seluruh kota sebagai ibu kota bersatu.