JAKARTA - Jepang akan memutakhirkan sistem peringatan dini J-Alert pada Musim Panas mendatang, setelah tidak berfungsi pada Oktober ketika Korea Utara meluncurkan rudal balistik di atas negara itu untuk pertama kalinya dalam lima tahun, kata Sekretariat Kabinet, Rabu.
Untuk mengeluarkan peringatan lebih cepat, area yang menerima peringatan akan diperluas di bawah sistem baru ke prefektur tetangga di mana rudal dapat menyerang, serta prefektur yang berpotensi dilintasi oleh proyektil.
Saat ini, pemerintah mengeluarkan peringatan ke prefektur berdasarkan prediksi lokasi serangan, setelah mempersempit titik pendaratan, seperti dilansir dari Kyodo News 29 Desember.
Di bawah sistem yang ditingkatkan, bagaimanapun, prefektur akan disiagakan kira-kira satu menit lebih cepat daripada saat peluncuran Oktober, meskipun kritik telah meningkat atas lambatnya peringatan yang dikeluarkan pada saat kejadian.
Sebelumnya, setelah Korea Utara meluncurkan rudal pada 4 Oktober, J-Alert dikeluarkan di Hokkaido, termasuk di kota dan desa sekitar Tokyo dan selanjutnya di Prefektur Aomori.
Tetapi proyektil tersebut terbang di atas Aomori pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat peringatan dikeluarkan, sehingga hampir tidak mungkin bagi masyarakat untuk mengungsi tepat waktu jika rudal tersebut menyerang.
Proyektil tersebut terbang sejauh 4.600 kilometer, jarak terpanjang yang pernah tercatat untuk rudal Korea Utara dan mencapai ketinggian 1.000 km, menurut pemerintah Jepang.
Diketahui, sistem J-Alert yang berbasis satelit memungkinkan pihak berwenang mengirimkan peringatan tentang bencana alam atau serangan rudal di wilayah Jepang kepada penduduk melalui televisi, radio, telepon pintar dan perangkat lainnya.