Aksi Bela Kiai Muqit, Ratusan Warga Desak Bupati Jember Faida Minta Maaf secara Terbuka
Demo mendesak Bupati Jember Faida minta maaf (ANTARA)

Bagikan:

JEMBER - Ratusan warga yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Jember Bela Kiai Muqit mendesak Bupati Faida dan sejumlah pejabat yang diduga melakukan persekusi dan intimidasi kepada Wakil Bupati A. Muqit Arief untuk meminta maaf secara terbuka.

Para pengunjuk rasa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, santri dan warga Kecamatan Silo membawa sejumlah poster bertuliskan #SaveKiaiMuqit mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

"Kami ingin Bupati Jember Faida meminta maaf secara terbuka kepada Kiai Muqit dan kami akan menjaga marwah ulama agar tidak direndahkan," kata koordinator aksi Ikhsan Tafsir dikutip Antara, Selasa, 22 Desember.

Pengunjuk rasa memberikan batas waktu kepada Bupati Faida 3 x24 jam untuk meminta maaf kepada Wabup Jember Muqit Arief dan apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka massa mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar.

"Bupati Faida harus minta maaf secara terbuka. Kalau tuntutan kami diabaikan, maka kami akan datang lagi ke Kantor Pemkab Jember dengan massa yang lebih besar," tuturnya.

Para pengunjuk rasa ditemui langsung oleh Wabup Jember A. Muqit Arief dan berusaha menenangkan massa, serta meminta massa untuk segera membubarkan diri karena saat ini masih pandemi COVID-19.

"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat, namun saya mohon demonya cukup di Pemkab Jember. Percayakan pada kami bahwa persoalan ini akan segera selesai," kata wabup yang biasa dipanggil Kiai Muqit.

Muqit terus membujuk warga agar segera membubarkan diri dan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak, serta langsung mandi saat tiba di rumah, namun warga tetap bertahan di depan Kantor Pemkab Jember.

Kiai Muqit akhirnya menemui pengunjuk rasa lagi untuk bersama-sama menggelar doa bersama yang dipimpin dirinya, sehingga massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.

"Saya sudah meminta mereka tidak berdemo, namun simpang siurnya informasi atas penjelasan Bupati dengan pihak Kejari tidak sama terkait dengan pertemuan kami di sana," kata Kiai Muqit.

Dalam pertemuan itu, lanjut dia, lebih banyak membahas pengembalian Kedudukan dan Susunan Organisasi Tata Kerja (KSOTK) tahun 2016 dan persoalan mencairkan anggaran bagian dari pembahasan.

"Kalau berita acara pertemuan di Kejari Jember disampaikan maka akan jelas menjawab pertanyaan para pengunjuk rasa. Saya sudah berkirim surat untuk meminta berita acara tersebut, namun belum juga diberi," katanya.

Dia berharap pada masa akhir jabatan tidak dalam mencari kesalahan siapa, namun berbuat yang terbaik untuk masyarakat Jember, sehingga suasana tetap kondusif.

Bupati Jember Faida dikonfirmasi sebelumnya membantah telah melakukan persekusi dan intimidasi kepada Wabup Jember karena pembahasan di Kejari Jember hanya untuk meminta pendapat terkait dengan pencairan anggaran dengan menggunakan KSOTK tahun 2016.

Sebelumnya Kiai Muqit diduga menjadi korban persekusi dan intimidasi saat menghadiri pertemuan dengan Bupati Jember Faida dan sejumlah pejabat bersama Kasi Datun Kejari Jember Agus Taufikurrahman.

Wabup Jember itu disalahkan dan dituding melakukan pidana atas pengembalian KSOTK 2016 tersebut, padahal Kiai Muqit menjalankan rekomendasi Mendagri yang telah diabaikan Bupati Faida selama satu tahun.