JAKARTA - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengambil sampel ikan dan air laut untuk mengetahui penyebab ribuan ikan yang menepi di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu beberapa hari lalu.
“Pemeriksaan yang lama itu ikannya, apakah mengandung sesuatu atau tidak,” kata Kepala DKPKP DKI Suharini Eliawati dikutip ANTARA, Rabu, 21 Desember.
Menurut dia, petugas Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel ikan dan menguji kualitas air lautnya.
Meski begitu, dia memperkirakan banyaknya ikan menepi tersebut karena fenomena alam, seperti peristiwa sama yang terjadi sekitar satu bulan lalu.
"Tapi menurut kami mudah-mudahkan hanya karena 'upwelling' saja, fenomena alam," imbuhnya.
Sebelumnya, kata dia, terjadi peristiwa serupa di perairan Pantai Indah Kapuk (PIK), Pulau Kelor dan Pulau Cipir dan sudah diambil sampelnya untuk diuji.
“Waktu itu kualitas airnya memang berbeda yakni lebih tinggi kalau tidak salah kandungan nitritnya,” ujarnya.
Dia memperkirakan kondisi saat ini sama dengan kondisi bulan lalu yang diakibatkan fenomena alam yakni upwelling yang biasa terjadi di sektor perikanan.
BACA JUGA:
Upwelling kata dia, endapan dasar laut mengandung banyak nutrisi yang naik ke permukaan sehingga mengundang ribuan ikan, sehingga mereka menumpuk di permukaan dan melompat sampai menepi.
Fenomena itu terjadi, kata dia, saat curah hujan tinggi namun berubah menjadi cuaca panas dan ada angin kencang sehingga mempengaruhi kondisi di bawah permukaan laut.
Saat peristiwa bulan lalu, setelah diuji laboratorium kondisi ikan baik dan layak untuk konsumsi.
Sebelumnya, viral di media sosial potongan video yang menampilkan ribuan ikan melompat dan banyak yang menepi ke permukaan yang disebutkan berada di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu pada diunggah pada Senin (19/12).