JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengawasi ketat serta menindak politik uang. Praktik curang ini disebut Jokowi terjadi di tengah masyarakat saat Pemilihan Umum (Pemilu).
"Mengatasi politik uang. Ini hati-hati. Ini banyak kejadian mengenai ini dan politik uang itu sudah menjadi penyakit setiap pemilu, pasti ada," kata Jokowi dalam acara Konsolidasi Bawaslu, Sabtu, 17 Desember.
Jokowi menyebut dirinya tahu politik uang ini masih terjadi. Apalagi, dia sudah ikut pemilihan umum dari kepala daerah hingga presiden.
"Kalau ada yang bilang, 'enggak ada, pak. sudah enggak ada'. Saya tiap hari di lapangan," tegasnya.
"Saya pernah ikut Pilkada, Pilwalkot dua kali. Pernah ikut Pilgub dua kali karena dua ronde, Pilpres dua kali. Jadi kalau ada yang membantah tidak ada (politik uang, red) saya sampaikan apa adanya, ada," sambung Jokowi.
Jokowi mengingatkan Bawaslu harus pasang mata dengan praktik politik uang ini. Jangan sampai, hanya sedikit yang kena sanksi padahal pelakunya banyak.
BACA JUGA:
Selain itu, sosialisasi terhadap masyarakat harus dilakukan. Tujuannya, agar mereka bisa menolak praktik politik uang.
"Itu tugas Bawaslu. Aturannya sudah diperketat tapi praktiknya tetap banyak. Tetap ada, yang terkena sanksi juga sedikit. Ini ada gap, libatkan masyarakat untuk memperkecil terjadinya politik uang," ungkap Jokowi.
"Karena jika ini dibiarkan berlama-lama ini akan merusak demokrasi kita, demokrasi Indonesia," pungkasnya.