JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) yang didukung oleh United Nations Development Programs (UNDP) dan didanai oleh Global Environment Facility menggelar lokakarya dan pameran hasil Proyek GOLD-ISMIA selama 5 tahun yang telah terlaksana selama 4,5 tahun di 6 lokasi, pada Rabu, 7 Desember 2022 mendatang, di Kempinski Hotel Jakarta.
Menurut Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati, kegiatan ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi terkait berbagai produk tersebut dan menyerahkan secara resmi hasil proyek tersebut kepada penerima manfaat.
Proyek Global Opportunities for Long-Term Development of Artisanal Small-Scale Gold Mining sector – Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-scale Gold Mining (GOLD-ISMIA) GOLD-ISMIA merupakan salah satu bentuk dukungan untuk implementasi Konvensi Minamata tentang Merkuri di Indonesia dalam mencapai target Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM) yaitu sektor Pertambangan Emas Skala Kecil yang bebas merkuri pada 2025.
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi menghapus penggunaan merkuri setidaknya 15 ton merkuri pada enam situs Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) di Indonesia dengan memberikan bantuan pendanaan dan pembangunan kapasitas melalui memberikan bantuan teknis, transfer teknologi, pembentukan kemitraan antara swasta-publik dan akses terhadap pendanaan untuk pembelian peralatan pengolahan emas tanpa merkuri untuk komunitas penambang. Selain itu, untuk mengurangi/menghilangkan pelepasan merkuri setidaknya 15 metrik ton dari sektor PESK Indonesia.
"PESK menjadi penyebab terbesar dari pelepasan merkuri ke alam. Merkuri dapat mengalir sampai jarak jauh, berkontribusi terhadap polusi merkuri global dan mencemari ekosistem dan perikanan dunia. Paparan merkuri dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, dan merupakan ancaman khusus bagi perkembangan anak dalam rahim danawal di awal kehidupan. Penghapusan merkuri secara bertahap dari sektor PESK merupakan hal yang paling penting," jelasnya, di Jakarta, Rabu 7 Desember.
Karena itu, sambung dia, proyek ini mempunyai tujuan untuk mengurangi dan menghilangkan penggunaan merkuri di PESK dengan cara penguatan regulasi, memberikan akses pembiayaan untuk pembelian peralatan pengolahan emas tanpa merkuri, memberikan bantuan teknis, transfer teknologi, peningkatan kesadartahuan bahaya merkuri dan memberikan akses seimbang untuk penambang perempuan dan laki-laki.
"Sementara itu, sektor PESK merupakan sumber pekerjaan dan mata pencaharian yang sangat penting, terhitung sekitar 17-20 persen dari produksi emas tahunan dunia dengan 15 juta orang berpartisipasi langsung dalam kegiatan PESK dan 100 juta lainnya bergantung pada PESK untuk mata pencaharian mereka," terangnya.
Adapun tujuan proyek GOLD-ISMIA meningkatkan akses masyarakat pertambangan terhadap pembiayaan untuk memungkinkan pengadaan teknologi pengolahan bebas merkuri, meningkatkan kapasitas masyarakat penambang untuk PESK bebas merkuri melalui pemberian bantuan teknis, alih teknologi dan dukungan formalisasi; dan, meningkatkan kesadaran serta menyebarluaskan praktik terbaik dan pembelajaran tentang penghapusan merkuri di sektor PESK.
"Sesuai target proyek di bawah komponen 4 untuk menyebarluaskan praktek terbaik dan pembelajaran tentang penghapusan merkuri di sektor PESK, penting bagi proyek untuk menyebarluaskan hasil proyek, praktek terbaik,dan pembelajaran kepada pemangku kepentingan dari pusat dan daerah. Tingkat nasional setelah pelaksanaan proyek 5 tahun di 6 lokasi," jelasnya.
BACA JUGA:
Pelaksanaan Proyek GOLD-ISMIA telah menghasilkan beberapa produk seperti Dokumen Pedoman Praktik Pertambangan yang baik untuk Sektor Pertambangan Emas Primer Skala Kecil, Dokumen Pedoman Pengarusutamaan Gender (PUG) untuk Sektor PESK, Modul pelatihan dan Materi Kampanye Bahaya Merkuri dan Mobile Application Jari Emas.
Selain itu, GOLD-ISMIA bersama Badan Standardisasi Nasional telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pengolahan Emas Tanpa Merkuri, 9035:2021. Harapannya agar produk-produk tersebut dapat menjadi acuan dan bermanfaat untuk semua pemangku kepentingan baik bagi pemerintah, komunitas penambang skala kecil dan masyarakat umum, serta digunakan oleh kementerian terkait dalam hal peningkatan kapasitas dan pendampingan untuk mendukung pencapaian zero mercury di sektor PESK.
Untuk diketahui, pemerintah berkomitmen menjadikan merkuri sebagai bagian dari sejarah. Ke depannya penggunaan senyawa merkuri akan dikurangi, karena terbukti banyak merugikan lingkungan, termasuk membahayakan kesehatan masyarakat.
Komitmen ini menunjukan upaya Indonesia ke dunia internasional dalam hal penyelamatan lingkungan. Tak heran, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah sidang "The Fourth Meeting of the Conference of Parties (COP-4)" Konvensi Minamata. Saat ini KLHK sudah membantu pelaku penambang emas di sembilan lokasi di Indonesia, untuk tidak lagi menggunakan merkuri.