JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan gempa yang terjadi di luar zona subdiksi selatan Jawa Timur patut untuk diwaspadai.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa selatan Jember Jawa Timur berkekuatan magnitudo 6,0 dengan kedalaman 10 km merupakan jenis gempa di luar zona subduksi, atau populer disebut 'outer rise earthquake' akibat patahnya lempeng Australia yang mulai menunjam ke bawah Jawa Timur. Tekukan lempeng ini memicu patahan turun normal fault.
"Gempa di luar zona subduksi/outer rise selatan Jatim ini patut diwaspadai, meskipun di luar zona megathrust tetapi dengan mekanisme patahan turun akan dapat memicu tsunami seperti gempa dahsyat Sumba 1977, yang tsunaminya menelan korban ratusan orang di Sumbawa selatan," kata Daryono dilansir ANTARA, Selasa, 6 Desember.
Daryono mengatakan sumber gempa di luar zona subduksi atau zona outer rise seperti pemicu gempa selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur selama ini menjadi zona sumber gempa yang terlupakan.
"Padahal, banyak tsunami mematikan akibat ini. Kalah 'pamor' dengan zona megathrust yang sering disebut pakar, media, dan masyarakat kita," kata Daryono.
Hasil monitoring gempa selatan Jatim sampai pukul 17.31 terjadi 36 kali gempa susulan.
Gempa terjadi pada pukul 13.07.48 WIB, Selasa (6/12) dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,70 derajat Lintang Selatan, 113,38 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 223 kilometer arah selatan Kota Jember, Jawa Timur pada kedalaman 10 km.
BACA JUGA:
Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Jember, Gubukmas, Mataram, Kepanjen, dan Sumberpucung dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Gempa itu juga dirasakan di daerah Kuta dan Kuta Selatan dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Kemudian, daerah Madiun, Ponorogo, Bantul, Yogyakarta, Sawahan, Klaten, Banyuwangi, dan Karangasem dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.