Bagikan:

JAKARTA - Helikopter tipe NBO 105 milik Polri dengan nomor registrasi P-1103 jatuh di perairan Bangka Belitung. Berbagai dugaan mengenai penyebabnya pun muncul, mulai dari permasalahan mesin hingga lain sebagainya.

Namun, di balik berbagai dugaan itu, ada satu yang bisa dipastikan yakni, suasana mencekam sebelum helikopter itu jatuh.

Anggota DPRD Bangka Belitung, Koko Haryanto yang menuturkan kesaksian para nelayan menyebut suasana di perairan Burung Mandi saat itu tak seperti biasanya.

Awan hitam disebut semakin menebal. Jarak pandang sehingga jauh lebih pendek. Para nelayan menyebut kondisi itu sebagai tanda-tanda badai akan datang.

"Hari itu cuacanya gelap sekali," ucap Koko kepada VOI, Selasa, 29 November. Waktu yang dirujuk adalah Minggu, 27 November, di hari naas.

Lalu, kondisi saat itu sedang turun hujan. Beberapa kali suara petir menggema di telinga para nelayan.

"Iya pokonya sudah pekat, awan-awan sudah hitam. Jadi jarak pandang nelayan sudah semakin dekat," ungkapnya

Sekitar pukul 12.00 WIB, helikopter pertama melintas di atas perahu saksi. Tak berselang lama disusul helikopter kedua.

Namun, ada perbedaan pada dua helikopter itu. Sebab, helikopter pertama terbang lebih tinggi.

"Dari nelayan-nelayan itu melihat helikopernya lewat tinggi. Pada saat helikopter yang kedua itu terbang renda tidak seperti yang pertama," ucap Koko.

Tak lama usai helikopter kedua melintas, terdengar satu kali suara dentuman yang sangat keras. Namun, tak bisa dipastikan sumbernya.

Para nelayan menduga berasal dari helikopter itu. Tetapi, ada kemungkinan juga dentuman itu suara petir.

"Mungkin suasanya menang gelap dan ada suara petir kayanya beda atau sama itu belum dipastikan tapi saksi mendengar itu," sebut Koko.

Usai suara dentuman itu dan kondisi alam yang semakin tak bersahabat, para nelayan yang menjadi saksi mata mulai ketakutan. Mereka memiliih merapatkan perahu kecilnya ke pulau terdekat.

Namun, para nelayan tak melihat momen helikopter itu jatuh. Alasannya, karena kondisi gelap dan jarak pandang yang pendek.

Helikopter tipe NBO 105 dengan nomor registrasi P-1103 jatuh perairan Bangka Belitung, pada Minggu, 27 November. Insiden itu diawali hilangnya kontak dengan helikopter milik Polri tersebut.

Penerbangan helikopter itu dalam rangka melaksanakan kegiatan ferry flight dari Polda Kalimantan Tengah menuju Mako Ditpoludara Korpolairud Baharkam Polri.

Dalam helikopter itu, ada empat kru. Mereka terdiri dari pilot, co pilot dan 2 orang mekanik yakni, Kapten pilot AKP Arif Rahman Saleh, Co pilot Briptu Lasminto, dan dua mekanik Aipda Joko M serta Bripda Anam.

Dalam proses pencarian, tim evakuasi baru menemukan jenazah Bripda Anam, para 28 November.