Satu Rumah di Legoktangkolo Sukabumi Rusak Berat, 7 Lainnya Terancam Pergerakan Tanah
Kondisi rumah warga di Kampung Legoktangkolo, RT 07/01, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jabar yang amblas akibat bencana pergerakan tanah pada Sabtu, (19/11).

Bagikan:

SUKABUMI - Hujan deras memicu terjadinya bencana pergerakan tanah di Kampung Legoktangkolo, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengakibatkan satu rumah warga mengalami rusak berat dan tujuh lainnya terancam.

"Bencana pergerakan tanah yang terjadi di RT 07/01, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara tidak menimbulkan korban jiwa, namun satu kepala keluarga yang berjumlah lima jiwa harus mengungsi karena rumahnya rusak berat," kata Manager Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat dilansir ANTARA, Sabtu, 19 November.

Informasi yang dihimpun dari petugas BPBD Kabupaten Sukabumi, bencana pergerakan tanah ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur kampung tersebut hampir setiap hari sehingga kondisi tanah menjadi labil dan akhirnya bergeser (bergerak).

Akibat bencana ini tanah di sekitar lokasi permukiman warga yang terdampak menjadi terbelah sepanjang sekitar 70 meter dengan kedalaman 1,5 meter. Akibatnya pondasi rumah warga menjadi amblas.

Menurut Nanang, dari hasil pendataan yang dilakukan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Warungkiara, satu rumah rusak berat dihuni oleh lima jiwa yang saat penyintas sudah diungsikan ke rumah kerabatnya.

Sementara, tujuh rumah lainnya yang terancam dihuni oleh tujuh kepala keluarga atau 27 jiwa. Untuk kerugian akibat pergerakan tanah ini ditaksir mencapai Rp50 juta dan tidak menutup kemungkinan lahan yang terdampak luasnya akan terus bertambah.

"Kami mengimbau kepada warga yang rumahnya berada di area pergerakan tanah untuk selalu waspada atau mengungsi sementara ke tempat yang lebih antisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan," imbuh dia.

Nanang mengatakan hingga saat ini petugasnya masih berada di lokasi bersama personel TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta relawan untuk memantau perkembangan bencana pergerakan tanah serta membantu warga yang terdampak.