JAKARTA - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menggunakan aplikasi yang berada di posko pengamanan guna memantau kelancaran jalur kedatangan delegasi dan tamu VVIP Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Kepala Korlantas Polri Irjen Pol. Firman Shantyabudi menjelaskan, posko dengan aplikasi tersebut akan memantau para delegasi, mulai dari ketibaan di Bali, menuju tempat acara atau akomodasi, hingga memudahkan pergerakan anggota polisi lalu lintas di lapangan.
"Ada beberapa tugas yang dilaksanakan, salah satunya mengawal titik-titik keberangkatan dari dan tujuan selama KTT G20," kata Firman dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Senin 14 November.
Aplikasi tersebut terhubung dengan kamera yang ada di lapangan, kendaraan, dan anggota Polri, agar petugas di posko mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan pada waktu dan kondisi tertentu.
Sementara itu, di posko, terdapat beberapa monitor yang berisi sejumlah gambar pergerakan petugas di lapangan, termasuk jalur yang akan dilewati delegasi.
"Semisal ada warna ungu menggambarkan posisi personel Polri di jalan yang melakukan pengaturan lalu lintas. Kami bisa klik untuk mengetahui nama personel dan nomor teleponnya," jelasnya.
Selanjutnya, warna biru muda menggambarkan posisi kendaraan listrik yang hampir sebagian besar dikerahkan mengawal delegasi selama kegiatan di Bali. Selain itu, warna biru tua menggambarkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.
"Jadi, setiap pergerakan kami pantau, memastikan mereka pada rute yang sudah ditentukan dan ini membantu kalau terjadi sesuatu kami bisa lapor pada pihak komando untuk memberikan bantuan pada titik mana," tambahnya.
BACA JUGA:
Untuk pemantauan jalur, Firman mencontohkan kecanggihan teknologi tersebut dapat dilakukan untuk memantau kondisi jalanan dari bandara ke hotel.
"Kami ambil contoh bahwa ini ada Aipda Made akan bertugas menjadi sopir kendaraan roda empat listrik dan dia membawa delegasi dari India. Jadi, kami langsung tahu ini delegasi mana dan tahu persis tugas anggota apa," katanya.
Apabila dalam pengawalan terdapat hambatan, seperti kemacetan atau angin kencang saat melintas jalan tol, maka melalui aplikasi tersebut dapat menginformasikan kepada petugas di lapangan.
Aplikasi itu juga dirancang untuk memantau kondisi cuaca yang terhubung dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Jika BMKG melaporkan terdapat kecepatan angin pada tol tersebut mencapai 50 Km/jam dan berbahaya bagi kendaraan yang melintas, maka petugas akan mengarahkan ke rute alternatif.
"Anggota dapat memantau di mana dia harus siaga, apakah melawati rute utama atau alternatif. Jadi, semua dikomunikasikan dengan rombongan paspampres yang ada di rombongan," imbuhnya.
Firman mengatakan, setiap laporan yang masuk dalam aplikasi di posko pengamanan itu bersifat waktu sebenarnya atau real time, sehingga komando di posko bisa menentukan keputusan untuk melakukan apa dan mengerahkan siapa.