JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Sugiyono Madelan Ibrahim, menyoroti kesiapan Indonesia untuk menerima estafet tanggung jawab sebagai Ketua ASEAN 2023 dari Kamboja. Menurutnya, persoalan pangan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian setiap negara.
Sugiyono mengatakan, ada perubahan produksi dan perdagangan pangan global yang sudah lebih baik. Namun, hal itu berubah ketika ada ancaman krisis pangan global akibat perang Ukraina-Rusia.
"Masalahnya itu ketika terjadi perang Ukraina, kita maupun negara lain banyak impor gandum. Posisinya harganya naik karena jumlah gandum berkurang. Itu harus ada yang mensubtitusinya atau paling tidak complement. Di situlah masalahnya, jadi harga tinggi," ujar Sugiyono, Sabtu, 12 November.
Pengajar Universitas Mercu Buana itu, menilai posisi Indonesia sebagai ketua di ASEAN bisa memitigasi krisis pangan tersebut agar tidak berdampak serius ke negara ASEAN. Indonesia, kata dia, bisa mengupayakan jalur distribusi pangan yang tidak memberatkan.
"Jadi peranan Indonesia kalau jadi ketua tentu artinya paling tidak bisa mengatur di antara ASEAN itu agar tidak selalu jalur perdagangan. Paling tidak itu membantu bisa pinjam-meminjam pada saat terjadi krisis pangan," katanya.
Menurut Sugiyono, ada kecenderungan setiap negara akan menahan keluarnya pangan dengan memberlakukan kebijakan proteksi untuk menjamin kecukupan pangan dalam negeri masing-masing.
BACA JUGA:
"Tapi kalau semua menahan, kan benar-benar terjadi krisis," sambungnya.
Oleh karena itu, dia berharap Indonesia mampu memainkan peran untuk mengatur sebaran pangan agar tidak terjadi kelangkaan di ASEAN.
"Indonesia bisa bermain di situ karena punya kemampuan dan pengalaman tentang hal itu. Beberapa negara kalau mengandalkan perdagangan saja, bisa tidak jalan, bisa bahaya karena harga tinggi," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan kesiapan Indonesia untuk menerima estafet tanggung jawab sebagai Ketua ASEAN 2023 dari Kamboja.
“Melanjutkan Presidensi G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN akan menitikberatkan pada penangan krisis multidimensi seperti krisis pangan, energi, dan keuangan,” ungkap Ketum Golkar itu.