Bagikan:

YOGYAKARTA - Sempat heboh di media sosial karena tragedi organisasi internasional Greenpeace yang dilarang oleh ormas bernama Tapal Kuda Nusantara untuk lakukan kampanye atau aksi karena berketepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali. Lalu apa alasan ormas Tapal Kuda Nusantara cegat Greenpeace?

Video aksi pelarangan oleh organisasi masyarakat (ormas) Tapal Kuda Nusantara itu viral di media sosial. Nampak sejumlah orang berkemeja hijau mendatangi member-member Greenpeace. 

Dari video itu tampak bahwa mereka melarang Greenpeace menjalankan aksi apa saja selama penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Mereka bahkan memerintah member Greenpeace menulis surat pernyataan tak akan menjalankan aksi atau kampanye. 

Alasan Ormas Tapal Kuda Nusantara Cegat Greenpeace

“Poin-poinnya satu, kesepakatan anda dengan diri anda, bukan dengan kami. Bahwa anda tak akan menjalankan apa yang telah anda lakukan di Batang … Tak akan menjalankan kampanye dalam wujud apa saja selama proses KTT G20,” dikutip dari video itu pada Selasa (8/11/2022).

Ormas itu bahkan mempublikasikan langkah pelarangannya di laman tapalkudanusantara.com. Terdapat tulisan berjudul Ormas TKN Gagalkan Rencana LSM Internasional Green Peace, yang diplublikasikan pada Senin (7/11/2022). 

Menurut tulisan itu, lokasi pertemuan ormas Tapal Kuda Nusantara dan member Greenpeace berada di Probolinggo, Jawa Timur. Ormas itu mengukur bahwa Greenpeace akan bertandang ke PLTU Paiton di Probolinggo dan melanjutkan perjalanannya ke Bali.

“Kami Ormas TKN lakukan pencegahan supaya mereka kembali ke Jakarta, demi terciptanya kondusivitas memasuki acara KTT G20 di Bali,” ujar Ketua umum Tapal Kuda Nusantara Prasetyo Eko Karso, dikutip dari website tapalkudanusantara.com. 

Menurut keterangan sah Greenpeace, anggotanya yang berada di Probolinggo yakni regu pesepeda Chasing the Shadow Greenpeace. 

Regu itu menjalankan perjalanan bersepeda dari Jakarta ke Bali. Dikala singgah di Probolinggo, ormas itu mendatangi regu Greenpeace dan mengucapkan menolak aktivitas dan kampanye Chasing the Shadow. Berdasarkan Greenpeace, ormas itu memaksa anggotanya membikin surat pernyataan bermaterai untuk tak melanjutkan perjalanan atau kampanye apa bahkan selama KTT G20 di Bali. 

Greenpace menyebut bahwa regu pesepeda telah mengalami intimidasi semenjak berada di Semarang, baik oleh orang tak diketahui ataupun yang berseragam polisi. Sejumlah aparat berseragam Korps Bhayangkara dan militer juga acap kali kelihatan di daerah-daerah yang didatangi regu Greenpeace, seperti di Desa Timbulsloko, Demak, dan di Desa Tegaldowo, Rembang.  

“Sekitar tujuh orang yang mengaku polisi sempat mendatangi regu Greenpeace yang sedang on air di sebuah stasiun radio. Mereka menanyakan agenda aksi di Simpang Lima, Semarang, meskipun Greenpeace tidak berencana menggelar aksi di wilayah itu,” tertulis dalam keterangan sah Greenpeace. 

Mereka mengukur hal itu merusak prinsip demokrasi dan mencederai kebebasan beranggapan yang dijamin dalam konstitusi. Greenpeace bahkan menyebut bahwa pola represif semacam itu banyak tampak dalam kasus-kasus perampasan lahan, seperti di Kendeng dan Kulonprogo. 

“Pesan kampanye yang kami bawa dalam kegiatan tur sepeda adalah mengabarkan kepada publik bahwa krisis iklim sudah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, serta mengancam sejumlah aspek dalam kehidupan kita, termasuk pangan dan sejarah kebudayaan,” tertulis dalam keterangan resmi Greenpeace.

Jadi setelah mengetahui alasan ormas Tapal Kuda Nusantara cegat Greenpeace, Simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!