DENPASAR - Kepala Sub Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali I Ketut Yadnya Winarta mengatakan pertemuan G20 merupakan ajang untuk promosi pariwisata Bali secara gratis atau tanpa biaya.
"Kalau G20 berlangsung dan tidak terjadi hal-hal yang buruk, secara pariwisata adalah sounding promosi tanpa biaya. Itu akan tersampaikan Bali adalah daerah yang aman dan nyaman sebagai tempat kegiatan dan liburan," kata Yadnya dalam diskusi Cipayung Plus soal urgensi G20, di Denpasar dilansir ANTARA, Senin, 7 November.
Sejauh ini jika dilihat dari perjalanan G20 yang telah berlangsung sejak Desember 2021, maka terlihat dampaknya pada pariwisata yaitu peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali.
"Saat ini dampaknya adalah kedatangan delegasi terhadap ekonomi dan pariwisata, dan dampak berikutnya adalah citra pariwisata Bali ke seluruh dunia," ujarnya di depan organisasi kemahasiswaan lintas agama di Pulau Dewata.
Yadnya mengatakan setiap rangkaian pertemuan G20 akan dihadiri ratusan delegasi, sehingga untuk dampak secara langsung akan menyasar sektor pariwisata seperti akomodasi, transportasi, konsumsi, event organizer, dan kelengkapannya.
Karena itu, pada puncak G20, 15-16 November 2022 nanti, Yadnya lebih yakin lagi bahwa Bali akan mendapat kesempatan promosi pariwisata gratis. Hal itu karena masing-masing kepala negara akan membawa lebih banyak tim, mulai dari tim kesehatan hingga pengamanan.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan bahwa promosi pariwisata gratis saat G20 muncul ketika kegiatan tersebut disorot media luar.
"Ini kan promosi pariwisata gratis, bayangkan saja kalau ada ratusan media yang datang dari luar negeri, belum lagi media lokal dan nasional," kata dia.
BACA JUGA:
Rai mengonfirmasi lebih dari 200 media internasional dari hampir seluruh negara akan hadir.
"Bayangkan kalau ini berhasil, ini akan memberikan promosi yang sangat luar biasa terhadap Bali dan Indonesia bahwa Bali betul-betul aman. Tidak salah dunia menobatkan Bali menjadi The Most Popular Tourism Destination Island in the World dan terfavorit, investor akan banyak melirik," ujarnya.
Rai yang juga Ketua PHRI Kabupaten Badung itu optimistis bahwa setelah G20 perkembangan pariwisata Bali akan membaik.
"Pada 2022 kami optimistis sebanyak 1,5 juta kunjungan dan bisa mencapai 2 juta. Untuk tahun depan mudah-mudahan dua kali lipat sehingga kita akan pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat," kata dia.
"Masa cari 4-5 juta kunjungan kita tidak dapat, apalagi Bali selalu ranking pertama jadi tujuan destinasi pariwisata dunia. Tidak perlu khawatir, saya optimistis yang penting amankan Bali, sukseskan G20, kita punya kewajiban moral terhadap suksesnya G20 ini," kata Rai.