Bagikan:

KALBAR - Banjir yang terjadi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) semakin meluas. Ketinggian air juga perlahan meningkat akibat intensitas guyuran hujan yang belum mereda.

"Sejumlah kendaraan baik roda dua maupun empat terhenti (mogok) karena nekat melewati jalan yang tergenang banjir," kata Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro, di Singkawang, Kalbar, dikutip dari Antara, Minggu 6 November.

Dia pun mengaku telah melakukan pemantauan ke lokasi banjir. Upaya pertama yang dilakukan melihat kondisi korban banjir di RSUD Abdul Aziz Singkawang.

Kunjungan ke layanan kesehatan lokasi warga terdampak banjir itu dijalaninya bersama Dandim dan Waka Polres Singkawang. Setelah itu, Sumastro bersama rombongan memantau kondisi banjir di belakang RDKS, Kelurahan Condong.

"Di lokasi ini ternyata sudah dilakukan evakuasi kepada korban yang terdampak banjir," tuturnya.

Berdasarkan informasi dari Dinas Sosial dan Tagana, ada sebanyak 23 kepala keluarga atau 104 jiwa yang tinggal di belakang RDKS sudah berada di Posko Evakuasi yaitu di Aula Kantor Lurah Condong.

"Di tempat evakuasi ini mereka sudah diberikan pelayanan dan makanan serta dapur umum dari Dinas Sosial dan dari Puskesmas untuk mengantisipasi jika ada yang mengalami gangguan kesehatan baik dari bayi, anak-anak maupun orang dewasa," katanya.

Menurutnya, banjir yang terjadi di daerah belakang RDKS cukup tinggi. Kemudian, sekitar Rumah Sakit Harapan Bersama (RSUHB) dan Kompleks Pasar Baru.

Dandim 1202/Skw, Letkol Kav I Nyoman Artawan mengatakan, jika TNI, Polri, Pemkot, BPBD dan Tagana sudah bekerja sama untuk mengantisipasi terhadap ancaman bencana alam.

"Seperti menyiapkan tempat evakuasi, makanan dan obat-obatan," kata Sumastro.

Untuk daerah-daerah yang terdampak banjir, pihaknya juga sudah menyiagakan personel dari TNI, Polri, BPBD dan Tagana yang terjun langsung untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas.

"Intinya sudah kita antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrim yang akan terjadi sekarang ini," ujarnya.

Sementara Ketua Tagana Singkawang, Fery Samson mengatakan, evakuasi korban banjir sudah dilakukan Sabtu 5 November malam.

"Totalnya ada sebanyak 104 jiwa atau 23 KK. Ini baru data sementara," tuturnya.

Dari jumlah itu, terdapat satu bayi yang baru berusia 9 hari ikut di evakuasi. Sampai saat ini, kondisi bayi tersebut masih dalam keadaan sehat.

"Sementara ini bayi tersebut kita layani seadanya dulu dan selalu kita pantau selama 24 jam, sambil kita melakukan koordinasi dengan dinas terkait," katanya.

Dia berharap tidak ada penambahan warga yang dievakuasi dan semoga intensitas curah hujan tidak meningkat supaya banjir cepat surut.