YOGYAKARTA - Forum Agama G20 (R20) menyoroti mengenai praktik persekusi terhadap kelompok minoritas yang masih terjadi di berbagai belahan dunia dalam Sesi Pleno Forum R20 di Hotel Hyatt Regency, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Setiap mayoritas melakukan persekusi meskipun persekusi bukan satu-satunya gambaran. Ada juga mayoritas umat melakukan hal-hal yang baik, mereka melindungi juga, tetapi ada juga elemen-elemen mayoritas yang melakukan persekusi," kata Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla dilansir ANTARA, Sabtu, 5 November.
Cendekiawan yang karib disapa Gus Ulil itu menegaskan bahwa isu minoritas masih menjadi salah satu problem dalam hubungan antaragama di dunia.
Kelompok minoritas, menurut dia, sekadar dipandang secara angka, tetapi jarang dilihat dalam kebijakan yang diambil oleh para tokoh-tokoh dunia terhadap penderitaan yang dialami minoritas semua agama, tidak hanya Kristen, Hindu, ataupun Budha, tetapi juga minoritas Muslim.
Di India, menurut Ulil, Muslim justru yang menjadi korban persekusi dan salah satu kelompok yang diundang dalam pertemuan Forum R20 sekarang adalah dari kelompok yang dikenal sebagai kelompok Hindu nasionalis di India yang selama ini melakukan persekusi kepada umat Islam.
Semua agama, kata Gus Ulil, memiliki problem minoritas sehingga perlu dibicarakan dengan jujur dan tidak selalu menggunakan pendekatan yang sekuler, yaitu pendekatan HAM.
Menurut dia, pendekatan HAM memang penting untuk mengatasi problem minoritas, akan tetapi belum memadai karena diperlukan pula bahasa agama mengatasi masalah minoritas ini.
"Jadi pendekatan HAM ini pendekatan yang penting tapi tidak memadai karena bahasa agama juga diperlukan. Bagaimana berdasarkan pemahaman masing-masing, terhadap tradisi kita masing-masing kita coba membangun sebut saja teologi minoritas," kata dia.
BACA JUGA:
Salah satu peserta Forum R20 dari Sokoto, Nigeria, Uskup Matthew Hassan Kukah mengungkap bagaimana minoritas Katholik Sokoto mendapat persekusi dari mayoritas Muslim di negaranya sehingga muncul ketimpangan, pilih kasih, hingga pembunuhan yang dialami kelompoknya.
Menurut Uskup Kukah, istilah minoritas jangan dipandang dari sisi kuantitas saja, melainkan perlu dilihat dari perspektif lain yaitu penderitaan atas segala bentuk diskriminasi dan persekusi yang dialaminya.
"Hal itulah yang perlu diperhatikan oleh para tokoh pemimpin agama dunia, para akademisi, juga pengambil kebijakan," kata dia.