Bagikan:

BADUNG - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan, Forum Agama G20 atau R20 akan menekankan dua topik menyikapi realitas problematika relasi komunal antarkelompok agama.

Gagasan diadakannya konferensi para pemuka agama internasional ini telah dikembangkan PBNU tepat setelah kongres nasional yang digelar Desember 2021.

"Idenya adalah agar para pemimpin agama internasional berkumpul dan melakukan percakapan yang jujur dan lugas mengenai dua topik mendasar," kata Gus Yahya di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa, 1 november.

Topik yang dibahas di R20 yakni menyikapi realitas problematika relasi komunal anta kelompok agama. Kedua tentang peran pemuka agama mengembangkan visi tentang agama sebagai sumber solusi permasalahan global.

"Karena Indonesia menjadi tuan rumah G20 tahun ini sebagai presidensi tahunan G20 tahun ini. PBNU membawa ide itu ke pemerintah, Presiden Jokowi, dan mengusulkan ide ini untuk diadopsi ke dalam forum G20 dan kami sudah mendapat persetujuan sekarang," imbuh Gus Yahya.

Agenda ini ditegaskan bukan sekadar event tapi memastikan gerakan global dengan ide yang diadopsi dalam G20.

"Sehingga R20 atau Forum Keagamaan G20 ini dapat diadopsi ke dalam forum tahunan G20 dari tahun ke tahun. Jadi, karena kami ingin mengembangkan ide ini menjadi gerakan global, kami membutuhkan mitra yang kuat dan terkemuka untuk bergabung dengan kami dalam acara ini," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Dr. Syekh Mohammed Al-Issa mengapresiasi Forum R20 sebagai rangkaian dari gelaran G20.

"Merupakan tugas kita membangun harmoni di setiap kalangan. Forum R20 sangat penting bagi kita untuk mewujudkan berbagai gagasan menuju perdamaian secara nyata. Sebab, selama ini banyak dialog yang dilakukan tapi semua itu masih tataran konsep, inilah kita mewujudkan melalui aksi nyata. R20 ini bahkan sudah mendapat persetujuan dari Presiden RI sebagai Presiden G20 untuk tahun ini," ujarnya.