Bagikan:

JAKARTA - Eks ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer menceritakan momen sempat menodong atasannya usai mendengar lima kali suara tembakan dari dalam rumah Komplek Polri, Duren Tiga.

Kesaksian itu bermula saat dia dan Prayogi mengawal Ferdy Sambo pulang dari bermain badminton di Depok.

Namun, sesampainya di Duren Tiga atau tepat di depan rumah dinas, Ferdy Sambo meminta rombongannya berhenti.

“Bapak minta berhenti.. ‘berhenti disini’, tidak dijelaskan mau ngapain, terus saya turun, saya turun duluan membukakan pintu. Tapi tidak langsung turun, sempat jalan lagi ditinggal mobil itu sekitar 10 meter. Saya tunggu bapak buka pintu dari dalam dulu baru saya buka,” ujar Romer dalam persidangan, Senin, 31 Oktober.

Kemudian, Ferdy Sambo turun dari mobilnya yang diikuti Romer. Saat itulah eks ajudan ini melihat atasan mengenakan sarung tangan hitam dam menjatuhkan senjata jenis HS.

“Setelah itu baru turun, senjata jatuh, saya sebagai ADC (ajudan) mau mengambil senjata itu, tapi keduluan Pak FS, bapak menggunakan sarung tangan warna hitam,” ujar Romer.

“Saya tutup pintu, lalu saya lihat senjata itu ditaruh di saku celana kanan, celana PDL dengan tangan kanan,” sambungnya.

Kemudian, Ferdy Sambo disebutnya langsung ke dalam rumah Duren Tiga. Di sana, sudah ada Putri Candrawathi, Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf, Bharada E dan Brigadir J.

Sementara Romer menunggu di luar. Saat itulah, saksi mendengar suara tembakan. Sehingga, reflek dan mengambil senjata Glock 17 yang ia pegang dan masuk ke dalam.

“Saya reflek ambil senjata lari ke depan, saya teriak tapi tidak apa-apa. Sudah saya kokang senjata saya. Saya analisa tidak ada apa-apa,” ujar Romer.

“Baru setalah itu ada suara tembakan lagi, cepat saja, tidak terlalu lama,” imbuhnya.

“Total berapa kali?” tanya hakim.

“Lima kali ada,” jawab Romer.

Kemudian, dia masuk ke dalam rumah melalui pintu samping garasi yang tembus ke dapur. Di lokasi itu dia menodong seseorang yang ternyata Ferdy Sambo.

“Saya kaget dan saya angkat senjata, saya todong FS,” kata Romer.

“Pak FS angkat tangan?” tanya Hakim.

“Iya saya todong bapak terus angkat tangan, tidak pakai sarung tangan,” jawabnya.