Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 81 orang tewas di negara bagian Gujarat, India barat pada hari Minggu ketika sebuah jembatan penyeberangan yang dipenuhi wisatawan yang menikmati perayaan liburan runtuh dan menjatuhkan mereka ke sungai di bawahnya.

Tayangan Reuters TV menunjukkan lusinan orang berpegangan pada kabel dan memutar sisa-sisa jembatan di atas Sungai Machhu, Kota Morbi, ketika tim darurat berjuang untuk menyelamatkan mereka.

Beberapa memanjat struktur yang rusak untuk mencoba menuju ke tepi sungai, sementara yang lain berenang ke tempat yang aman. Sejumlah anak termasuk di antara korban.

Prateek Vasava, yang berenang ke tepi sungai setelah jatuh dari jembatan, mengatakan kepada saluran berita berbahasa Gujarati 24 Jam, ia menyaksikan beberapa anak jatuh ke sungai.

"Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya, tetapi mereka telah tenggelam atau hanyut," katanya, melansir Reuters 31 Oktober.

Jembatan itu runtuh hanya dalam beberapa detik, katanya.

Atul Prajapati, seorang petugas medis di rumah sakit pemerintah di dekat lokasi bencana, mengatakan: "Kami telah menemukan 81 mayat dan proses ritual terakhir telah dimulai."

Sementara itu, para pejabat mengatakan puluhan orang juga terluka. Sedangkan, pihak berwenang mengatakan lebih dari 400 orang berada di dalam dan di sekitar jembatan gantung era kolonial itu pada saat ambruk.

Menteri Dalam Negeri Harsh Sanghavi mengatakan, lebih dari 150 orang berada di jembatan itu sendiri.

Jembatan itu telah menarik banyak wisatawan yang merayakan Diwali, atau festival cahaya, dan liburan Chhath Puja.

"Banyak anak-anak yang menikmati liburan Diwali dan mereka datang ke sini sebagai turis. Semuanya berjatuhan. Jembatan ambruk karena kelebihan muatan," sebut seorang saksi yang menyebut namanya Sukram.

Diketahui, jembatan sepanjang 230 meter ini dibangun pada masa pemerintahan Inggris pada abad ke-19. Jembatan itu telah ditutup untuk renovasi selama enam bulan dan dibuka kembali untuk umum minggu lalu.

Terpisah, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan dia telah mengarahkan kepala menteri negara bagian, untuk segera memobilisasi tim untuk operasi penyelamatan.

Lima puluh personel angkatan laut dan 30 angkatan udara dikerahkan untuk membantu bersama dengan tim penanggulangan bencana nasional untuk melacak orang hilang, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan. Sedangkan, sebuah tim beranggotakan lima orang ditunjuk untuk melakukan penyelidikan atas bencana tersebut.