YOGYAKARTA - Heru Budi Hartono, Pj Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2023, menyampaikan akan melanjutkan program sumur resapan yang dibuat oleh Anies Baswedan. Sampai saat ini program sumur resapan Jakarta menuai kontra dari berbagai pihak karena dinilai tidak efektif mencegah banjir.
Namun Heru Budi menilai sumur resapan adalah program bagus dan akan tetap ia pakai untuk mengatasi banjir. Setelah pelantikan, Heru juga menyampaikan bahwa penanganan banjir di Jakarta menjadi salah satu wacana kerjanya.
Untuk menjalankan programnya tersebut, ia akan melakukan pembahasan dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti DPRD, Kementerian PUPR, Sekda, dan Dinas Perhubungan.
“Semua program itu bagus, tentu sumur resapan bisa dimanfaatkan untuk daerah-daerah yang memang cekung, kalinya di atas, daerah di bawah. Itu nanti kita lihat, pembahasannya dengan ketua DPRD nanti,” kata Heru Budi di Balai Kota, Senin (17/10).
Anies Meminta Sumur Resapan Dilanjutkan
Anies Baswedan meminta Gubernur DKI Jakarta yang menjabat setelah untuk memperbanyak sumur resapan. Anies mengatakan sumur resapan sangat berperan dalam penaganan banjir di Jakarta. Selama masa kepemimpinannya, ia menargetkan pembangunan 1,8 juta sumur resapan.
Intruksi tersebut termuat dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) DKI Jakarta Tahun 2023-2026 yang diteken Anies pada 10 Juni 2022.
Anies juga menyampaikan jika air yang mengalir dari selatan Jakarta ke utara Jakarta dapat ditahan lebih lama dengan cara membangun waduk-waduk dan menambah sumur resapan di wilayah Jakarta Selatan.
Seberapa Efektifkah Sumur Resapan Jakarta?
Program sumur resapan yang dikerjakan Anies Baswedan mendapat penilaian negatif dari sejumlah pihak. Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI Jakarta, mengatakan sumur resapan adalah program yang baik namun masih kurang tepat. Ia menilai pembangunan sumur resapan salah penempatan karena letaknya di pinggir jalan beraspal.
Prasetyo Edi bahkan dulunya menjadi pihak yang menolak keras program sumur resapan. Politikus PDIP ini sampai mengusulkan penghapusan anggaran pembuatan sumur resapan di APBD DKI 2022. Ia menilai sumur resapan tidak berguna untuk menanggulangi banjir.
Penilaian tidak efektifnya sumur resapan juga datang dari Sekretaris DKI Jakarta Marullah Matali. Ia mengungkapkan sumur resapan masih belum signifikan mengatasi banjir di Jakarta. Namun Marullah mengatakan sumur resapan tetap punya pengaruh dalam penanganan banjir.
Yayat Supriatna, pengamat tata kota dari Universitas Trisasti, juga turut berpendapat terkait sumur resapan. Yayat program sumur resapan kurang efektif untuk mengatasi banjir di Jakarta. Yayat menjelaskan tingkat keefektifannya tidak maksimal karena kondisi tanah di Jakarta sudah jenuh. Yayat berharap Pemprov DKI melakukan pendekatan yang lain untuk membuat sumur resapan lebih berguna.
Lebih lanjut, Yayat menyampaikan pembuatan sumur resapan harus memperhatikan kemampuan daya serap tanahnya.
"Pendekatannya, dekati Balai Besar Tanah yang punya data kawasan-kawasan mana yang resapannya masih bagus. Jadi pendekatan sumur resapan itu kalau bisa berbasis data tentang kondisi tanah. Apakah tanah itu bisa menyerap, kan sayang sudah ngeluarin uang, anggaran, enggak optimal dan hanya menjadi sumur penampung saja," tutur dia.
Gubernur DKI Jakarta yang baru harus mengevaluasi program sumur resapan. Menurutnya, Gubernur bisa menyetop program-program yang dianggap tidak punya efektivitas dalam menangani banjir. Jadi supaya Pemprov bisa membuat program baru yang lebih tepat guna dalam penanganan banjir.
Itulah berbagai penilaian mengenai seberapa efektifkah sumur resapan Jakarta yang diandalkan oleh Anies Baswedan untuk mengatasi banjir. Mengenai kelanjutan program tersebut, Heru Budi Pj Gubernur DKI Jakarta yang baru akan membahas secara mendalam bersama DPRD.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.