JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyayangkan adanya penurunan tren kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan.
"Sangat disayangkan, bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait kepatuhan individu dalam memakai masker, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 3 Desember.
Menurut Wiku, penurunan disiplin protokol 3M ini terjadi periode libur panjang tanggal 28 Oktober sampai 1 November. Tren penurunan tersebut terpantau terus berlanjut pada 27 November.
Pada 27 November, persentase kepatuhan untuk memakai masker sebesar 58,32 persen, menjaga jarak persentasenya Sebesar 43,46 persen.
"Dari data tersebut, dapat disimpulkan, bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatan," ujar Wiku.
Kemudian, dari peta zonasi kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak, dari data 512 kabupaten/kota yang masuk, hanya kurang dari 9 persen kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker. Bahkan, kurang dari 4 persen kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak.
BACA JUGA:
Padahal, kata Wiku, untuk menurunkan angka kasus positif dan kematian, maka minimal 75 persen populasi harus patuh menggunakan masker. Kurangnya disiplin protokol kesehatan ini mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19.
"Sayangnya, penambahan kasus positif harian terus meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8000 kasus. Ini adalah angka yang sangat besar," sebut dia.
Penambahan angka kasus yang cukup besar ini harus diperhatikan karena menandakan bahwa laju penularan COVID-19 masih terus meningkat. oleh sebab itu, Wiku memohon kepada masyarakat untuk meningkatkan disiplin protokol kesehatan.
"Mohon masyarakat segera sadar, langkah kecilnya untuk mencuci tangan secara teratur, dengan memakai masker yang benar, bahkan upaya kecil untuk berusaha menjaga jarak satu sama lain sangat berdampak bagi kehidupan banyak umat manusia," tutur Wiku.