JAKARTA - Enam orang di Haines, Alaska dinyatakan hilang setelah hujan lebat yang memicu tanah longsor dan menghancurkan empat rumah di pegunungan tenggara.
Bukan hanya rumah yang hancur, tanah longsor juga menutupi daerah setempat dengan lumpur, pohon dan puing setinggi 9 kaki. Demikian disampaikan seorang polisi negara bagian Alaska.
Pasukan dan polisi mengevakuasi penduduk dengan perahu. Namun pencarian orang yang hilang ditunda Rabu malam. "Karena tanah bergemuruh yang tidak stabil," kata pasukan itu dilansir Antara dari Reuters, Kamis, 3 Desember.
Upaya pencarian orang dilanjutkan hari ini, tim penyelamat menerjunkan Helikopter Garda Nasional. Selain itu, anjing pelacak dan petugas medis juga ikut turun tangan.
Kemudian, Penjaga Pantai AS juga ikut membantu dalam proses pencarian dan evakuasi. Mereka mengirim awak helikopter dan kapal ke Haines, dan memiliki dua pemotong yang disiapkan untuk diluncurkan.
BACA JUGA:
Pemerintah Borough Haines, rumah bagi sekitar 2.500 orang, telah mengeluarkan deklarasi darurat untuk badai yang dimulai pada hari Senin, 30 November.
Hujan diperkirakan akan terus berlanjut, dan kondisi tanah tidak stabil. Potensi tambahan aliran puing dan tanah longsor selama 24 jam ke depan tinggi. Haines berada di ujung utara Alaska Inside Passage, tujuan kapal pesiar musim panas yang populer.
Tanah longsor, banjir dan angin kencang dari badai merusak bagian lain Alaska tenggara, para pejabat dan berita lokal melaporkan.
Badai tersebut membuat beberapa rekor curah hujan satu hari, termasuk 4 hingga 5 inci di Juneau, 5,37 inci di Skagway dan 9,75 inci di desa nelayan kecil Pelican, menurut angka awal Layanan Cuaca Nasional.
Peringatan banjir bandang tetap berlaku untuk Haines dan wilayah lainnya, dan kondisi berbahaya terus berlanjut di seluruh Alaska tenggara, kata Dinas Cuaca Nasional dalam sebuah pernyataan.
Warga diminta untuk menghindari berada di luar di daerah hutan dan di sekitar pohon dan cabang, kata layanan cuaca.