JAKARTA - Kapusdatinkom Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menyebut ada 1.294 warga desa yang dievakuasi akibat status Gunung Merapi dalam kondisi siaga atau level III.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat warga yang dievakuasi menuju ke beberapa titik di empat kabupaten, yakni Kabupaten Boyolali 133 jiwa, Magelang 835 jiwa, Klaten 123 jiwa, dan Sleman 203 jiwa.
"Mereka yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui," kata Raditya dalam keterangannya, Kamis, 12 November.
Raditya menyebut, kebutuhan makan dan minum tersedia untuk para warga di tempat penampungan. Ada sukarelawan yang membantu dalam penyediaan bahan baku seperti sayuran, dan juru masak yang diproses di dapur umum atau pun mobil dapur lapangan.
"Pada masa kesiapsiagaan, BPBD terus mengevaluasi tantangan yang dihadapi apabila kondisi semakin kritis, seperti jalur dan transportasi evakuasi, jalur dan peralatan komunikasi, maupun penerapan protokol Kesehatan saat proses evakuasi maupun di tempat penampungan," jelas Raditya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
"Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak gunung," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua pihak siaga dan waspada terkait dengan arah erupsi Gunung Merapi yang diprediksi ke Tenggara dan Barat.
"Skenario sudah ada semua, jadi kalau arahnya ke Magelang ya Magelang siap, makanya kemarin saya tengok tiga-tiganya baik di Klaten, Boyolali, Magelang, semua mesti siap," kata Ganjar.
Kesiapsiagaan itu juga termasuk menghadapi skenario luncuran awan panas dari erupsi Gunung Merapi yang disebut akan mengarah ke wilayah tertentu akibat angin.
Seluruh komponen, lanjut Ganjar, harus siap menggunakan setiap skenario yang ada sebab prediksi saat ini bisa saja berubah.
"Kalau (prediksi) arahnya kan kemarin antara Yogyakarta dengan Klaten, Kendal, cuma saya ingatkan, eh nanti dulu lho ya. Itu gak pernah sesuai skenario lho, ini skenarionya Gusti Allah, jadi semua harus siaga," ujarnya.