Bagikan:

JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga mematuhi peta kawasan rawan bencana (KRB) gunung api. Apalagi sudah memasuki musim hujan yang berpotensi banjir lahar hujan.

"Kami mengimbau warga mematuhi peta KRB. Ketika musim hujan ada potensi lahar yang biasanya digambarkan dengan warna kuning pada peta," kata Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Rabu 12 Oktober.

Melalui peta tersebut, PVMBG telah memuat bahaya lahar gunung api aktif di Indonesia supaya jadi pedoman masyarakat dan pengembangan wilayah untuk mengurangi dampak kerusakan akibat lahar yang pada umumnya terjadi ketika curah hujan tinggi di sekitar gunung api.

Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya lahar pada lembah-lembah sungai yang sudah tergambar pada peta KRB gunung api, karena lahar dapat terjadi ketika erupsi sudah berhenti atau bahkan tidak ada erupsi sebelumnya.

Menurutnya, mematuhi peta KRB dan membatasi aktivitas di lembah-lembah sungai yang airnya berhulu di puncak gunung api yang sedang fase erupsi merupakan langkah bijak dalam memitigasi bahaya lahar tersebut.

"Mitigasi bukan hanya tanggung jawab kementerian maupun lembaga terkait, tetapi juga lebih penting memitigasi diri sendiri terhadap bahaya tersebut yang sudah dituangkan dalam peta KRB dan informasi lain terkait aktivitas gunung api dari PVMBG," ujar Oktory dilansir dari Antara.

PVMBG mencatat ada empat gunung api di Indonesia yang saat ini berstatus level III atau siaga, yaitu Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Anak Krakatau di Lampung, Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

Ia mengungkapkan dari keempat gunung api berstatus siaga itu hanya Gunung Merapi dan Semeru yang berpotensi besar terjadi banjir lahar hujan karena empat faktor utama pembentukan lahar ada di kedua gunung api tersebut.

"Gunung Merapi dan Semeru saat ini memiliki curah hujan tinggi di sekitar gunung apinya dan penumpukan materialnya juga intens terjadi," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023.

Dari total 699 zona musim (ZOM) di Indonesia, BMKG mengatakan 175 ZOM (25,03 persen) akan memasuki musim hujan pada Oktober 2022 meliputi wilayah sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sebanyak 128 ZOM (18,31 persen) akan memasuki musim hujan pada November 2022 yang meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.