Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mencopot Luhut Binsar Pandjaitan dari posisi Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim. Jokowi pun menunjuk Syahrul Yasin Limpo untuk mengisi posisi Menteri Kelautan dan Perikanan yang kosong.

Hal itu terungkap dalam Surat Menteri Sekretaris Negara Nomor B-918/M.Sesneg/D-3/AN.00.03/12/2020 tertanggal 2 Desember 2020. Di mana surat tersebut ditujukan kepada Syahrul.

"Dengan hormat kami beritahukan bahwa Bapak Presiden (Jokowi) berkenan menunjuk Menteri Pertanian untuk menggantikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim," ujar Mensesneg Pratikno, dalam surat tersebut, dikutip VOI, Rabu, 2 Desember.

Pratikno juga menjelaskan, penunjukkan Syahrul dilatarbelakangi oleh surat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bernomor B-3863/MARVES/MARITIM/RT.01.00/XI/2020 tertanggal 22 November 2020.

"Pada intinya, (Luhut) memohon izin kepada Bapak Presiden untuk melakukan perjalanan dinas ke luar negeri pada tanggal 2-10 Desember 2020," tuturnya.

Sebelumnya, Luhut memang mengakui, dirinya tidak ingin berlama-lama menggantikan Edhy Prabowo untuk memimpin KKP. Hal ini disampaikan Luhut usai rapat perdana dengan jajaran eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang digelar di Ruang Rapat Mantaee, Lantai 7, Gedung Mina Bahari 1, Kantor KKP, Jakarta, Jumat 27 November sore.

Awalnya, Luhut ditanya oleh awak media perihal sosok pengganti Edhy Prabowo sebagai menteri kelautan dan perikanan definitif. Namun, Luhut tak banyak berkomentar.

"Tanya presiden (Presiden Joko Widodo)," tuturnya.

Luhut kembali diberi pertanyaan mengenai apakah calon kandidat pengganti Edhy Prabowo sudah dibicarakan.

"Mana saya tahu kalau itu, kau tanya yang punya pekerjaan. Soal jabatan ini saya juga enggak mau lama-lama, pekerjaan saya banyak kok," ucapnya.

Seperti diketahui, Luhut menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim lantaran Edhy Prabowo ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait penerbitan izin ekspor benih lobster.

Edhy diamankan KPK setibanya di Bandara Soekarno Hatta setelah kunjungan kerja ke Amerika Serikat, pada Rabu 25 November, dini hari. Penyidik KPK langsung menggiring Edhy dan 16 orang lainnya, termasuk sang istri yaitu Iis Rosita Dewi, untuk diperiksa.

Dalam penangkapan Menteri Edhy dan 16 orang termasuk istrinya yaitu Iis Rosita Dewi, KPK turut mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah kartu debit yang diduga berkaitan dengan kasus korupsi terkait proses penetapan calon eksportir benih lobster.