KLHK Beberkan Dampak Positif dari Mangrove yang Sehat
Foto via Antara

Bagikan:

JAKARTA - Kondisi mangrove yang sehat tidak hanya memberikan jasa perlindungan pesisir pantai. Namun bisa berperan menjaga keberlangsungan ketersediaan sumber makanan bagi masyarakat setempat.

"Konsumsi protein dari makanan laut, seperti ikan, udang, dan kepiting erat kaitannya dengan keberadaan hutan mangrove sebagai tempat pemijah biota laut," ucap Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto mengatakan dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Selasa 11 Oktober.

Dalam ekosistem pesisir, mangrove berperan sebagai produsen yang disukai oleh ikan-ikan kecil, kerang, dan kepiting. Banyak hewan yang menggantungkan hidup dengan memakan bagian tanaman mangrove untuk keberlangsungan hidup.

Keberadaan mangrove yang sehat menjadi berkah bagi masyarakat pesisir karena mereka bisa memanen ikan, kerang, dan kepiting. Ketika cuaca buruk yang membuat mereka tidak bisa melaut, maka hutan mangrove menjadi saranan mewujudkan ketahanan pangan.

Selain menyediakan sumber protein, mangrove juga bisa mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral melalui aneka produk olahan mangrove yang bisa dijadikan sirup, dodol, keripik, kopi, hingga produk perawatan kulit.

"Perlindungan dan restorasi mangrove tidak hanya meningkatkan ketersediaan sumber daya perikanan, namun juga memperbaiki kualitas perairan pesisir, serta meningkatkan ketersediaan sumber mata pencaharian alternatif, seperti ekowisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Agus dikutip dari Antara.

Berdasarkan data One Map Mangrove Indonesia yang digunakan sebagai pijakan kerja pemerintah Indonesia, area mangrove di Indonesia mencakup luasan 3,3 juta hektare. Fakta itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem mangrove terbesar di dunia.

Luasan hutan mangrove yang dimiliki Indonesia merupakan 20 persen dari total luasan mangrove dunia yang mencapai 16,53 juta hektare.

Pemerintah berkomitmen untuk melakukan pemulihan dan perlindungan mangrove di sepanjang pesisir Indonesia. Melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), pemerintah menargetkan untuk rehabilitasi mangrove dengan target luas mencapai 600 ribu hektare yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024.

Terdapat sembilan provinsi yang masuk dalam program rehabilitasi tersebut, yakni Sumatra Utara, Bangka Belitung, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.