JAKARTA - Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri meminta warga di Koto Tinggi, Nagari Koto Tuo, waspada saat aktivitas di kebun setelah empat ekor anjing peliharaan warga diduga menjadi mangsa harimau sumatera (panthera tigris sumatrae).
"Pergi ke kebun harus lebih dari dua orang agar tidak diserang satwa liar dan dilindungi itu," kata Irwan Fikri di Lubukbasung, Jumat 7 Oktober.
Irwan meminta warga untuk membunyikan bunyian pada malam hari dalam mengusir satwa tersebut. Selain itu, tidak melakukan aktivitas di kebun pada pagi dan malam hari, karena satwa dilindungi itu biasanya aktif pada pukul 17.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB.
"Hindari ke kebun pada pukul tersebut, agar tidak menjadi korban serangan satwa liar," katanya.
Ia menambahkan, imbauan itu tidak saja ditujukan bagi warga Koto Tinggi, Nagari Koto Tuo, namun seluruh warga Agam yang tinggal di sekitar kawasan hutan, mengingat bahwa satwa liar cukup banyak di daerah itu.
Sebelumnya, juga ada ternak warga di Kecamatan Matur diserang satwa liar diduga harimau sumatera pada September 2022.
Setelah itu, kambing warga Palembayan juga dimangsa satwa liar pada awal 2022.
Sementara, Wali Nagari Koto Tuo, Darwin Abu menambahkan konflik antara manusia dan satwa liar Koto Tinggi, Nagari Koto Tuo, Kecamatan Ampekkoto itu terjadi semenjak Senin (3/10).
Akibatnya, empat anjing milik warga setempat dimangsa satwa liar diduga harimau sumatera.
"Empat anjing itu ditemukan mati akibat dimangsa satwa diduga harimau sumatera," katanya.
BACA JUGA:
Anjing itu dilaporkan hilang semenjak Senin (3/10) dan dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar pada Kamis (6/10). Dari hasil observasi di lapangan, ditemukan jejak kaki harimau sumatera dan diperkirakan satwa itu ada dua ekor.
"Jejak harimau sumatera ditemukan dua ukuran dengan jarak sekitar 500 meter dari hutan," katanya.