Bagikan:

JAKARTA - Setelah babak belur dihantam COVID-19, pelan-pelan berbagai sektor industri kembali menggeliat. Tidak terkecuali industri yang berkaitan dengan perayaan pernikahan atau disebut wedding industry.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebutkan, wedding industry dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi. Bahkan jangan kaget kalau skalanya bisa global.

Wedding industry diyakini dapat memberikan banyak lapangan kerja baru dan berkualitas, juga mewujudkan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

"Jadi ini adalah peluang yang sangat besar yang bisa diambil oleh pelaku industri untuk memajukan industri wedding dan menjadi lokomotif penciptaan lapangan kerja baru dan berkualitas. Juga mendorong kehadiran pariwisata berkelanjutan," kata Sandiaga Uno, dalam keterangan tertulis, Jumat 30 September.

Kata Sandiaga Uno, untuk menggelar satu acara pernikahan dapat menghimpun antara 200 hingga 300 pekerja. Mereka yang kemudian menyiapkan dan menyukseskan jalannya hajatan tersebut.

Terdiri dari beragam subsektor ekonomi kreatif seperti fotografer, vidiografer, fesyen desainer, make up artist, food and beverage, hingga souvenir.

Selain itu menurutnya, length of stay dari kunjungan untuk acara pernikahan lebih panjang, berkisar lima hingga tujuh hari, serta memberikan multiplier effect bagi industri lain, seperti pelaku UMKM dan atraksi wisata lainnya. Menparekraf memberikan rekomendasi lima destinasi pariwisata yang dapat dijadikan tempat berlangsungnya pernikahan selain Bali ‘the paradise on earth’.

Mulai dari Danau Toba di Sumatra Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, dan Likupang di Sulawesi Utara.

“Ini adalah lima destinasi super prioritas di Indonesia yang bisa masuk ke dalam wedding list. Tentunya keindahan alam yang ditawarkan sangat mempesona," tutup dia.